Salah Kaprah Sikapi Virus Corona

Salah Kaprah Sikapi Virus Corona
Jangan lupa pakai masker. Foto: Pexels
Jangan lupa pakai masker. Foto: Pexels

Almunawwir.com – Ustaz Das’ad Latif mubaligh dari Makassar menerangkan dalam siraman rohaninya, soal kabar virus corona (Covid-19) yang tengah melanda negeri ini. Menurutnya, dirinya pun gelisah dengan masih banyaknya masyarakat yang bergumul di tempat keramaian tanpa mempedulikan bahaya Covid-19, baik pada diri sendiri maupun terhadap orang lain.

Beliau berusaha memaklumi, mungkin masyarakat belum mengetahui benar tentang bahaya virus corona. Karena itu, belum lama ini ia pun mensosialisasikan bahaya covid-19 langsung ke tengah-tengah masyarakat. Seperti di pasar, pelabuhan, dan lain sebagainya.

Selain itu, ia juga gelisah dengan manusia saat ini yang memperkeruh suasana melalui media sosial tentang virus corona. Apalagi, dua hingga tiga hari belakangan ini banyak paham-paham beredar yang mengajarkan agar tetap pasrah saja pada takdir Allah swt, walaupun virus corona sedang merajalela.

“Ini makhluk Allah swt, Corona ini makhluk Allah, hidup dan matinya juga dikendalikan oleh Allah swt, nggak usah takut,” demikian kata orang yang menyebarkan paham tersebut.

Menurutnya, orang-orang yang mempunyai semangat keagamaan yang tinggi pun langsung mengikuti paham yang seperti itu. Ghiroh keagamaannya tinggi, tapi tidak disertai dengan kajian yang mendalam. “Betul itu makhluk Allah swt, tapi kita juga wajib berikhtiar,” ujar Ustaz Das’ad, menangkis paham yang seperti itu.

Beberapa waktu yang lalu, beliau pun berjumpa dengan seseorang yang akan mengikuti pertemuan tabligh akbar Kabupaten Gowa. Dan bertemu di sebuah masjid di Makassar dan mengatakan bahwa corona makhluk Allah swt yang tidak perlu ditakuti.

Baca Juga: Menilik Kedekatan Santri dengan Musik

“Saya bilang, Dek kalau ini makhluk Allah swt, harimau juga makhluk Allah swt, buaya makhluk Allah swt. Lalu kalau kau tahu ada buaya di sungai kau mau masuk gitu?,” tanya Ustaz Das’ad. “Saya masuk karena iman saya bilang gitu,” jawab orang tersebut.

“Itu bukan iman namanya itu bodoh namanya. Kau sudah tahu di dalam sungai ada buaya, itu mati konyol namanya,” tutur Ustaz Das’ad meengaskan. “Kalau kau mati konyol, lalu siapa yang akan menyampaikan risalah Islam,” sambungnya.

Berikutnya, orang itu terdiam dan berpikir lagi. Akhirnya, dia sadar bahwa penyebaran virus corona ini dalam keadaan darurat. Sehingga melaksanakan ibadah di Masjid pun sudah sewajarnya dilarang. Untuk sementara, dia pun tidak ingin menyampaikan ceramah di tempat keramaian untuk menyelamatkan umat dari musibah Corona. “Kita mundur satu langkah supaya kita bisa melompat dua langkah ke depan untuk mensyiarkan agama Islam,” ujar orang itu meyakinkan.

Setelah perjalanan virus corona terhenti, dia berjanji akan melanjutkan untuk mensyiarkan agama Islam. Mulai saat itu, ia akan menunjukkan dirinya sebagai seorang penceramah sejati yang akan menyampaikan ajaran Islam walaupun satu ayat.

Pelajaran yang harus kita contoh dari cerita tersebut adalah perlunya mempelajari sesuatu dari berbagai sudut. Keyakinan dari dalam diri saja tidak cukup, harus disertai dengan menelaah asbab suatu hal dengan merinci. Semoga kita semua tetap berada dalam lindungan Allah SWT. (IR)

 

*Viyya Izdahara Zahiyya Mumtaza, santri komplek R 2

#SantriR2Produktif

Redaksi

Redaksi

admin

535

Artikel