Pesantren Al Munawwir : Peran Konkrit Demi Masyarakat Bangkit

Pesantren Al Munawwir : Peran Konkrit Demi Masyarakat Bangkit


Oleh: Nur Wakhidah*


al-Muhafadhotu ‘ala qadimi al-Shalih wa al-Akhdzu bi al-Jadid al-Ashlah

“Menjaga tradisi-tradisi lama sembari menyesuaikan dengan tradisi-tradisi modern yang lebih baik”


Kaidah inilah yang tampak telah diterapkan di Pondok Pesantren Al Munawwir–dan pesantren lainnya– dalam ikhtiar untuk turut berpartisipasi sekaligus berkontribusi terhadap dialektika perkembangan zaman (modernitas).

Pemilihan kaidah ini sebagai dasar dalam menghadapi perkembangan zaman, adalah pilihan yang baik, bijaksana dan tentunya tepat.

Seperti lazim kita ketahui, pesantren dalam merespon fenomena perkembangan zaman, paling tidak ada tiga bentuk respon yang ajeg kita temui.

Pertama, respon lembaga keislaman dengan menolak secara penuh segala bentuk perkembangan zaman. Tak dapat dipungkiri, respon seperti ini acapkali berujung pada alienasi lembaga keislaman dari masyarakat sehingga lembaga keislaman dianggap tidak relevan dan ditinggalkan masyarakat.

Kedua, respon lembaga Islam yang menerima secara penuh segala hal yang dihasilkan dari perkembangan zaman. Hal ini memang menarik dan tentu menjadi perhatian masyarakat. Namun, respon seperti ini seringkali berimplikasi negatif terhadap nilai-nilai esensial dan khas (identitas keislaman lembaga Islam) karena luasnya sikap permisif dan minimnya atau bahkan tidak adanya filter dalam menerima segala bentuk perkembangan dan kemajuan zaman.

baca juga : Suka – Duka menjadi Muadzin Krapyak dan Pendengaran adalah Kunci

Nilai-nilai seperti konsep berkah, hormat dan kesetiaan kepada guru acapkali memudar atau bahkan hilang sama sekali.

Ketiga, sikap moderat dalam merespon perkembangan zaman. Respon ketiga ini, bisa dikatakan yang menjadi pilihan Pondok Pesantren Al Munawwir. Respon ini secara eksplisit memang mendasarkan diri dari kaidah yang penulis sebut di atas.

Respon moderat tersebut– yang menjadi pilihan Pondok Pesantren Al Munawwir, terbukti ampuh dalam turut berperan aktif di ranah kehidupan masyarakat.

Respon ini membuat Pondok Pesantren Al Munawwir semakin eksis dan mendapatkan posisi yang diperhitungkan dalam membentuk pribadi masyarakat secara umum dan masyarakat secara khusus (santri). Sehingga, dia tidak ditinggalkan masyarakat dan tidak ikut tergerus oleh perkembangan zaman.

Pondok Pesantren Al Munawwir, dalam bidang keagamaan, telah meraih pencapaian yang luar biasa. Ia yang masyhur dikenal dengan sebutan pondok Al Quran, turut mengantarkan salah satu santrinya untuk menjadi ahli Al Quran dalam skala internasional. Santri yang dimaksud itu bernama Muhammad Abdullah Faqih. Ia telah menyabet juara 3 MHQ Internasional di Arab Saudi pada bulan Oktober tahun ini.

Tentu di era modern ini, pencapaian tersebut adalah hal yang luar biasa. Pencapaian tersebut tidak mungkin dicapai hanya dengan mengambil sisi-sisi dari perkembangan zaman (modernitas). Ketawadhuan, ketekunan, gairah tinggi akan keilmuan Al Quran yang ikhlas tentu lahir dari tradisi-tradisi lama para ulama shalih yang masih dipertahankan oleh Pondok Pesantren Al Munawwir.

Tak hanya mempertahankan tradisi-tradisi lama, Pondok Pesantren Al Munawwir juga mengambil hal-hal baik dari modernitas. Selain itu juga turut andil dalam berbagai bidang di masyarakat seperti ekonomi dan sosial.

baca juga : Kemukjizatan dan Keindahan Al Qur’an

Misalnya dalam bidang ekonomi, Pondok Pesantren Al Munawwir telah membuat (atas inisiasi dari Presiden Jokowi) Lembaga Keuangan Mikro (LKM) Syariah Almuna Berkah Mandiri Pondok Pesantren Al Munawwir Krapyak. Lembaga ini telah diresmikan oleh pentingnya yakni pihak Otoritas Jasa Keuangan dan Laznas.

Lembaga ini bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan para santri dan warga masyarakat sekitar. Tujuan itu berwujud seperti memberikan pinjaman murah untuk pengembangan ekonomi mikro.

Lain daripada itu, di bidang sosial, Pondok Pesantren Almunawwir setiap tahunnya selalu turut serta dalam membangun dan menyebarkan seruan damai dan toleransi dengan adanya kegiatan doa bersama untuk negeri, kolaborasi pesantren dengan pihak TNI dan kepolisian.

Selain itu, Pondok Pesantren Al Munawwir juga turut serta dalam membantu sesama muslim yang kurang mampu seperti pengalokasian daging-daging hewan korban untuk masyarakat dan juga zakat.

Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa Pondok Pesantren Al Munawwir telah mengambil posisi dan respon yang baik, benar dan tepat dalam menghadapi kemajuan zaman. Sehingga dia tidak terlindas oleh modernitas atau larut di dalamnya. Dia tetap bisa eksis ditengah-tengah masyarakat dengan peran dan pencapaian yang konkrit tanpa kehilangan identitas keislamanannya.

*Tulisan ini meraih peringkat ketiga dalam lomba esai Osaba (Orientasi Santri Baru) Komplek R2

Redaksi

Redaksi

admin

522

Artikel