Pendahuluan
Akhir-akhir ini kita disibukkan melihat fenomena yang tak lazim pada generasi pemuda kita. Misal pada generasi pemuda kita, kenakalan remaja yang kita lihat kondisinya pada waktu ini semakin memprihatinkan.
Coba kita amati saksama dampak dari kenakalan remaja yakni pergaulan bebas semakin meningkat kemudian apa dampak yang terjadi misalnya tingkat hamil di luar nikah semakin besar.
Kemudian dampak kenakalan remaja selain pergaulan bebas adalah tawuran yang melibatkan pemuda semakin tinggi sehingga berdampak angka pembunuhan di kalangan generasi pemuda semakin tinggi. Tentunya jika kita lihat sudut pandang apa untuk menjelaskan fenomena sebenarya kenakalan remaja itu terjadi.
Pertama – pertama jika kita tinjau beberapa aspek sosial, di antaranya banyaknya generasi remaja kita yang terkontaminasi pada kenakalan remaja dipengaruhi oleh faktor ikatan keluarga yang renggang. Hal ini disebabkan karena kebutuhan sang anak untuk menuntut ilmu di luar daerah sehingga pengawasan orang tua sulit terkontrol.
Kemudian adalah pola perhatian orang tua untuk memberikan perhatian rata-rata, nampak kurang, di samping dengan rutinitas pekerjaan yang padat sehingga prioritas untuk memperhatikan anak dikesampingkan. Sehingga anak semakin anggresif mencoba – coba hal yang baru.
Selain aspek sosial, jika kita melihat secara aspek psikologis yakni keinginan pemuda untuk mencoba hal yang baru sangat tinggi. Ini membuktikan bahwa di usia muda, mereka semakin agresif dan idealis untuk melakukan hal-hal baru yang di luar batasan agama. Oleh karena itu, dengan kondisi yang semacam ini lalu timbul pertanyaan bagaimana peran pemuda untuk agama dan bangsanya.
Generasi Pemuda Tidak Memiliki Pegangan Hidup
Hal ini memang sangat miris jika kita berkaca kepada sejarah masa lalu kita. Banyak tokoh-tokoh besar yang menjadi perubah zaman ini berasal dari para pemuda. Semisal dalam Islam kita mengenal Sayidina Ali bin Abi Tholib. Beliau merupakan sepupu nabi Muhammad SAW yang perjuangannya dalam memperjuangkan Islam dimulai sejak kecil.
Beliau bersama nabi memiliki andil besar dalam membesarkan Islam, sehingga tidak disadari hingga beliau dipilih menjadi Khalifah yang keilmuannya sangat disegani. Kemudian tokoh bangsa kita, Ir. Soerkarno atau sapaan akrabnya Bung Karno, beliau di masa muda diisi dengan rajin membaca, sering berlatih diskusi bersama teman teman seperjuangan yang kemudian membawa tradisi intelektualnya menjadi salah satu pemimpin yang membawa republik ini menjadi bangsa yang merdeka.
Kedua tokoh ini mempunyai latar belakang berbeda akan tetapi kedua tokoh tersebut memiliki peran besar terhadap agama maupun bangsa kita. Hal yang perlu disadari, beliau sama-sama memiliki semangat intelektual yang diperoleh di masa muda. Sehingga cerminan masa lalu dari kedua tokoh tersebut menjadi penting bagi landasan kita untuk merefleksikan diri kita yang masih meninti karir sebagai pemuda, sehingga bisa menginspirasi kita untuk berbuat yang lebih positif terhadap agama dan bangsa.
Kemudian dari kedua tokoh tersebut jika kita telisik secara umum, apa sebenarnya modal bagi Sayidina Ali dan Bung Karno untuk memulai perjuangan menjadi pemuda yang bermanfaat di masa muda. Sehingga kelak di masa tuanya perannya sangat dirasakan hingga kini. Kemudian apakah perjuangan beliau dimulai dengan kemampuan diri sendiri. ataukah tidak ada faktor yang lain yang dapat kita petik sebagai pemuda dan dapat belajar dari kedua tokoh ini.
Sehingga jika kita melihat seksama, dasar perjuangan yang penuh tantangan bagi kedua tokoh ini dimulai dengan rasa keimanan terhadap Allah SWT. Faktanya adalah Sayidina Ali dengan gigih melawan kaum kafir. Jika tidak dilandasi rasa iman kepada Allah SWT maka tidak mungkin beliau sekuat dalam menghadapi cobaan demi cobaan untuk mepertahankan panji-panji Islam.
Kemudian Bung Karno dengan semangat intelektualismenya dan terus melakukan propaganda kepada rakyat Indonesia untuk mengusir belanda dari tanah airnya, jika tidak dibarengi dengan rasa keimanan kita kepada Allah SWT maka tidak sebegitunya berani menantang Belanda.
Iman Kuat, Prestasi Meningkat adalah Solusinya
Kemudian jika digariskan secara umum bahwasannya Iman sebagai modal kita para pemuda untuk memulai perjuangan kita. Jika kita tidak dilandasi dengan Iman kepada Allah SWT, maka yang kita lakukan akan mengalami perjuangan yang tidak mendasar.
Selanjutnya Arah kita dalam kehidupan pun akan terombang-ambing dan tanpa arah tujuan yang jelas. Sehingga Iman adalah hal penting sebagai landasan teologis kita sebagai manusia yang beragama. Tentunya dengan pemuda memiliki modal Iman maka segala tindakan di masa muda akan dilandasi dengan rasa percaya terhadap Tuhan, dan tidak mungkin para pemuda akan mengalami tindakan yang di luar batasan agama.
Kita patut tahu bawasannya semua agama mengajarkan kebaikan. Tidak satupun kamus agama yang mengajarkan umatnya mengajarkan keburukan, jutru agama menjadi motivasi bagi umatnya untuk berkehidupan yang lebih baik. Sehingga agamalah yang pertama kali mengajarkan kita tentang keyakinan terhadap Allah SWT atau percaya kepada Allah SWT.
Sehingga Iman menjadi modal penting bagi kita sebagai makhluk beragama jika kita refleksikan terhadap diri kita sendiri. Kemudian, secara umum manusia itu merupakan makhluk sosial artinya makhluk yang membutuhkan peran orang lain untuk melakukan interaksi antar sesama manusia.
Tentu kalau kita ambil sudut pandang yang lebih khusus lagi dari situ manusia pastilah mengalami permasalahan yang mungkin orang lain tidak bisa membantu kita. Sehingga manusia sadar ada sesuatu dzat yang dapat menyelesaikan setiap persoalan ini. Dzat yang memilihara manusia hingga bisa menemukan jalan kebenaran yang Haqiqi sampai manusia bisa se-eksis sekarang berkat dzat tersebut.
Sikap transenden yang dimiliki manusia ini menjadi arti penting kita untuk mengenal yang namanya agama. Di dalam agama mengenal aturan – aturan yang membuat manusia bisa hidupnya terarah dan jelas tutunannya. Kemudian agama dan iman satu hal yang tak pisah dipisahkan. Kita menganal agama karena Iman, sedangkan setiap perbuatan di dunia ini modalnya adalah iman.
Penutup
Kembali ke persoalan, yakni merosotnya moral pemuda akhir- akhir ini disimpulkan karena iman kurang yang membuat pemuda tenggelam terhadap indahnya dunia. Sehingga dapat dipastikan bawahsanya pemuda sekarang kurang dekat dengan agama sehingga perilaku jauh dari tatanan dari nilai-nilai agama.
Sehingga Iman kuat, prestasi meningkat menjadi wacana yang menarik bagi kalangan pemuda. Wacana ini bukan menjadi doktrinal semata bagi kalangan remaja. Setidaknya bisa menjadi jawaban bagi kegalauan kita untuk mengatasi masalah kenakalan remaja yang kita alami. Akhirnya jadikan wacana ini menjadi rumus kehidupan yang dapat menyelesaikan setiap pemarsalahan yang di lakukan remaja kita. Kemudian motivasilah dengan keimanan sehingga pemuda sekarang suatu kelak menjadi harapan baru terhadap agama dan republik ini. ( Kang Athoilah/K2)