“Kenapa akhir-akhir ini sering terjadi kegelisahan, kekacauan, bahkan sampai saling memfitnah? Karena di hati mereka tidak ada dzikrullah.. Bukan hanya perkara dalam membaca Laillahaillah tapi juga di sertai perbuatan kita, tingkah laku kita yang sesuai dengan aturan Allah dan Rasul-Nya” pesan Habib Syekh.
Almunawwir.com – Ribuan jamaah dari Yogyakarta dan sekitarnya berbondong-bondong menghadiri shalawat dan doa untuk Indonesia bersama Al Habib Syekh bin Abdul Qadir Assegaf di halaman Pondok Pesantren Krapyak Yogyakarta, Ahad (21/1/18) malam.
Selaku penyelenggara yaitu Komplek Padang Jagad dan JTMPJ (Jama’ah Talim Wal Mujahadah Jumah Pon) yang diasuh oleh KH. Chaidar Muhaimin, yang bekerja sama dengan beberapa elemen, seperti Polda DIY dan TNI. Tema yang diusung panitia kali ini yakni “Menjaga NKRI dengan Nurani dan Toleransi”.
baca juga : Habib Syekh Abdul Qodir Assegaf: “Berbeda Tidak Harus Bermusuhan””
Acara rutin yang dilakukan setiap tahun ini, dibuka langsung oleh Gus Hendar–sapaan akrab KH. Chaidar Muhaimin–dengan menghadiahkan Fatihah yang ditujukan untuk para masyayikh dan untuk umat muslim di seluruh Indonesia. Kemudian disambung dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya dan pembacaan Pancasila, yang dipandu oleh Lettu PAC Wagino.
Sambutan yang pertama dalam acara ini disampaikan oleh Kapolda DIY Brigjen Pol. Drs. Ahmad Dhofiri, M. Si, selaku panitia. Beliau berpesan sebagai warga Indonesia yang baik, untuk menggunakan media massa dengan baik.
“Sekarang ini era media sosial, dunianya ada dunia nyata dan ada juga dunia maya. Seringkali intoleransi, ujaran kebencian, orang misuh–misuh, dan orang menghujat tersebar melalui media massa. Karena sudah ada undang – undang yang mengatur hal tersebut. Apabila melakukan hal itu ada hukumannya, hukumannya bisa 4 tahun penjara, apabila terkait SARA 6 tahun penjara, dendanya bisa mencapai 2 miliyar. Oleh karena itu bijaklah dalam bermedia sosial”, ujar kapolda asal Indramayu tersebut.
Tak berbeda dengan tahun lalu, puncak acara dimulai pukul 21.00 WIB dengan pembacaan sholawat bersama yang dipimpin langsung oleh Habib Syekh dan diiringi dengan alunan musik hadrah.
Sekalipun pada saat itu hujan lebat, namun acara tetap berjalan dengan lancar. Hujan lebat tidak menghalangi antusiasme masyarakat untuk bersholawat kepada Baginda Nabi Muhammad SAW.
Salah satu Santri Al-Munawwir mengatakan sangat senang bisa ikut ngalap barokah sholawat, dan dapat melihat secara langsung Habib Syeikh.
Sementara itu, Dr. KH. Hilmy Muhammad, MA kali ini berkesempatan membawakan mauidhoh hasanah. Beliau mengajak para hadirin untuk menyanyikan lagu Hubbul Wathon Minal Iman. Dilanjutkan dengan penjelasan kenapa Hubbul wathon termasuk sebagian dari iman.
Pertama, karena tempat di mana ada kita kaum Muslim maka di situlah ada Islam berkembang. Selama ada kita kaum muslimin, sudah kewajiban kita mengembangkan Islam. Dan ini bagian dari cinta tanah air.
baca juga : Pembukaan Ujian Sima’an Menyongsong Khotmil Qur’an dan Haul Al Maghfurlah KH. Munawwir”
Kedua, karena kita dilahirkan di suatu tempat atau daerah yang itu sudah dipilihkan oleh Allah Subhanallahu Wa Ta’ala. Pada akhirnya kita diminta prihatin untuk mengembangkan daerah masing-masing. Peduli dengan daerahnya sama dengan bukti ketaatan kita pada Allah dan Rasul-Nya.
Acara ditutup pembacaan doa yang dipimpin oleh KH.R. Najib Abdul Qadir dan KH.R. Chaidar Muhaimin. Kemudian acara itu dipamungkasi dengan menyanyikan lagu Padamu Negeri. (Sa’adah/R2)
