Konstruksi Kepemimpinan dan Peninggalan Nabi Sulaiman AS. [BAGIAN II]

Konstruksi Kepemimpinan dan Peninggalan Nabi Sulaiman AS. [BAGIAN II]

Oleh : Elma Nafi’atul Maulida*

Ada hal yang menarik mengenai keberadaan Istana Nabi Sulaiman, jika dikaitkan dalam situasi terkini di dunia internasional. Orang-orang Yahudi meyakini bahwa, konon, pondasi Kuil Nabi Sulaiman ini berada di bawah bangunan Masjidil Aqsha.

Mendengar kabar tersebut, beberapa penggalian terhadap masjid ini pun masih dilakukan oleh kaum Yahudi hingga saat ini. Akan tetapi, mereka tidak menemukan apa-apa. Konon kuil tersebut terletak di Bukit Zaitun. Letaknya di antara Masjid Al-Aqsha dan Dome of the Rock, yaitu masjid yang dibangun oleh Khalifah Al-Walid dari Dinasti Umayyah.

Tidak hanya itu, dalam sejarah, Nabi Sulaiman juga telah dikisahkan membangun Masjid Al-Aqsha yang besar dan indah. Pembangunanya dilakukan oleh golongan manusia dan jin. Wawan (2015:59-60)

Selanjutnya, keterkaitan lain ihwal Kerajaan Sulaiman adalah negeri Saba’ yang dipimpin oleh seorang Ratu yang sangat cantik, yang mana kecantikanya tidak tertandingi oleh para wanita di muka bumi, ia adalah Ratu Bilqis.

Menurut sebuah riwayat, nama lengkap Ratu Bilqis adalah Bilqis binti Sarah bin Hudhud bin Syarahbbil bin Adda dan seterusnya, hingga berakhir pada Ya’ab bin Qahthan.

baca juga : Santri Millenial: Oase di tengah “Sahara” Media Sosial

Buku-buku sejarah dan kita- kitab tafsir menyebutkan bahwa ibunya Ratu Balqis adalah bangsa jin yang bernama Raihanah atau Rawahah binti Sikn. Himli (2008:84)

Dengan demikian, menilik riwayat tersebut, telah diketahui bahwa Ratu Balqis adalah keturunan jin dan manusia, ibunya berasal dari golongan jin sedangkan ayahnya berasal dari golongan manusia.

Adapun mengenai negeri Saba’, menurut para ahli, Saba’ merupakan nama kerajaan pada zaman Nabi Sulaiman, yang letaknya didekat Sari’a, ibukota Yaman sekarang. Di dalam al-Qur’an diberitakan bahwa negeri Saba’ adalah suatu negeri yang makmur. Makmur sebagai negeri yang subur gemah ripah loh jinawih.

Akan tetapi, sungguh sangat disayangkan ketika Allah SWT memberikan anugerah itu, ternyata masyarakat di negeri Saba’ malah bertindak lalai terhadap perintah Allah SWT.

Mereka terlena dengan kenikmatan dunia, dan lengah untuk mensyukuri semua anugerah dan nikmat yang mereka terima dari Allah SWT. Bahkan mereka mengingkari dan kufur terhadap nikmat yang telah mereka terima. Akhirnya, berlakulah hukum Allah SWT. azab terhadap mereka. Jaelani (1999:50)

Kebiasaan rakyat kerajaan Saba’ yang menyembah matahari membuat Nabi Sulaiman mengutus burung hud-hud untuk menyampaikan surat kepada Ratu yang memimpin Negeri Saba’.

Surat itu berisi ajakan Nabi Sulaiman untuk sang Ratu agar beriman dan menyembah Allah SWT. Kemudian menghentikan cara beribadah mereka menyembah matahari. Surat itu diterima langsung oleh Ratu Balqis.

Setelah membaca surat itu, sang Ratu mengutus punggawanya menemui Nabi Sulaiman sekaligus membawakan hadiah. Sesampainya Ratu Bilqis di istana, betapa terkejutnya ia melihat Istana Nabi Sulaiman, serta kemukjizatan Nabi Sulaiman.

Akhirnya Ratu Bilqis mengikuti ajaran Nabi Sulaiman dan menyatakan beriman kepada Allah SWT serta meninggalkan ibadah cara lama mereka, yakni kebiasaan menyembah matahari.

baca juga : Ajakan Menyerukan Amar Ma’ruf Dan Nahi Munkar

Semenjak itulah, kerajaan Saba’ dan kerajaan Sulaiman bekerja sama dengan baik, karena seiman dan seagama. Begitu halnya dengan Ratu Bilqis. Ia mengharuskan rakyatnya memeluk agama Nabi Sulaiman (Islam).

Pada akhirnya, Ratu Bilqis yang sangat cantik diperistri oleh Nabi Sulaiman, dan kerajaan keduanya pun dijadikan satu, yakni Saba’ dan Haikal Sulaiman. Kerajaan Saba’ merupakan kerajaan besar yang makmur, sudah mengetahui cara bercocok tanam, sistem irigasi, dan Antropologi.

*Penulis merupakan Santri Al Munawwir Komplek Q

Redaksi

Redaksi

admin

535

Artikel