KRAPYAK – Pondok Pesantren Almunawwir kembali menjadi destinasi dalam rihlah kepesantrenan Alquran. Tamu yang berkunjung berasal dari berbagai kalangan, baik instansi negara, pesantren, perguruan tinggi peneliti hingga artis.
Ketertarikan terhadap Pesantren Almunawwir rata-rata berdasar pada pengalaman mencari Pesantren Qur’an dari aspek sejarah, kurikullum ataupun metode menghafal. “Pondok Pesantren Almunawwir menjadi salah satu rujukan Pondok Qur’an di Jawa, bahkan Nusantara,” ungkap Ustaz Abdul Wachid Luthfi selaku Wakil Lurah Almunawwir.
Faktor ini membuat kami terus berbenah. Membenahi beberapa informasi pesantren telah diperbarui di jejaring media sosial Almunawwir. Hal ini diharapkan dapat memudahkan masyarakat untuk mengakses dan mengamati kegiatan yang terselenggara di pesantren Almunawwir.
“Sebab itu dalam beberapa bulan ke depan, tamu yang hendak mengunjungi Almunawwir—telah mengirimi surat pemberitahuan—sementara ini masi kami tampung,” imbuh Ustaz Wachid.
Seperti di bulan Juli ini, sejumlah tamu berdatangan mulai dari seorang Peneliti Jepang yang tertarik dengan pengalaman hidup santri di pesantren, keluarga besar Pondok Pesantren Sunni Darussalam, dan Qur’an Learning Centre (QLC) Lembaga Kajian dan Penerapan Nilai-Nilai Islam (LKPI) Universitas Sultan Agung (UNISSULA) Semarang.
Perihal kurikulum Pesantren Almunawwir juga disampaikan oleh Ustaz Abdul Jalil Muhammad, sejarah awal diberi nama Almunawwir, yang dulunya Pesantren Krapyak. Tata krama di Krapyak dan nuansa lingkungan krapyak yang nyaman untuk dibuat menghafal santri yang sebelumnya mengambil paket non-tahfidh , “Nuansa lingkungan Krapyak memancing para santri untuk menghafal Alquran,” tutur Ustaz yang sudah mengabdi di Pesantren Almunawwir sejak 2003 silam itu.
Ustaz Jalil juga mengatakan sembari mengutip ungkapan KH. R. Najib Abdul Qodir bahwa bagi para penghafal Alquran yang kebetulan juga mengenyam pendidikan di perguruan tinggi, maka niatnya harus dimantepkan, ingat tujuan dari rumah dan diniati menghafal sambil kuliah.
Kunjungan lalu diakhiri dengan doa dan sesi foto bersama para ustaz, pengurus pondok dan 45 mahasiswa beserta dosen UNISSULA. (af)