Secuil Perjalanan Adhwa: Khotimat Qiroah Sab’ah Termuda

Secuil Perjalanan Adhwa: Khotimat Qiroah Sab’ah Termuda

Almunawwir.com-Di ruang bercahaya di tengah lantunan ayat-ayat suci yang menggema, bertemulah saya dengan salah satu peserta khatimat haflah khotmil Qur’an 2023. Seorang penghafal Al-Qur’an yang menginspirasi, di usianya yang relatif muda namun hatinya telah dipenuhi dengan kalam Illahi yang beribu-ribu jumlahnya.

Dalam perbincangan kami, ia bercerita banyak tentang bagaimana proses yang telah dilaluinya. Mari kita simak jejak di balik setiap ayat yang terpahat dalam hati, yang semoga dengan itu kita menjadi lebih mencintai Al-Qur’an.

Perjalanan Awal Menghafal

Adalah Adhwa Syawalia Faizah Syafi’i yang seringkali disapa Adhwa, berhasil menyelesaikan setoran Qiroah Sab’ah di usianya yang masih muda yakni 18 tahun. Sebuah prestasi yang besar ketika di luar sana banyak anak seumurannya sibuk dengan hingar bingar duniawi, namun ia justru berjuang mati-matian untuk suatu hal yang mulia.

Perjalanannya menghafal Al-Qur’an ia mulai dari kelas 1 SD di Pondok Pesantren Tahfidz Anak Yanabii’ul Qur’an Kudus. Dengan berbagai lika-likunya Adhwa berhasil menyelesaikan hafalannya ketika duduk di kelas 5 SD. Ia menuturkan bahwa keberhasilannya tersebut tidak lepas dari dorongan para guru. Meski dengan cara dipaksa ngaji dan dipaksa bisa, namun hal itulah yang membuat ia bisa mengkhatamkan Al-Qur’an .

Selesainya di Kudus, Adhwa memutuskan tinggal sementara di rumah dulu sambil memperbaiki hafalannya. Kemudian selang beberapa waktu atas keputusan orang tuanya, ia  melanjutkan mondok ke Al-Munawwir Komplek Ribathul Qur’an Putri tepatnya pada tahun 2019. Untuk mengulang kembali hafalannya atau biasa disebut tabaruk-an.

Masa tabaruk-an berjalan singkat, cukup satu tahun ia berhasil mengkhatamkannya dan mengikuti wisuda pada awal tahun 2020. Pada tahun yang sama pula ia memulai perjalanannya ngaji Qiroah Sab’ah

Motivasi Menghafal

Setiap langkah perjalanan dalam hidup pastinya ada hal yang melatarbelakanginya baik itu sebuah keputusan yang besar maupun kecil. Begitu pula dengan Adhwa yang memilih menghafal Al-Qur’an menjadi salah satu jalan kehidupannya, keputusannya untuk menghafal Al-Qur’an bermula dari keinginan orang tuanya untuk mendidik anaknya kepada orang yang alim dengan cara memasukannya ke pondok pesantren.

“Karena aku anak pertama jadi orang tua belum tahu cara mendidik anak bagaimana, akhirnya orang tua memutuskan aku masuk pondok dan alhamdulillah bejo.” tuturnya.

Metode Menghafal

Pada sela-sela perbincangan, saya sempat menanyakan metode apa yang ia gunakan dalam menghafal Al-Qur’an hingga bisa khatam di usianya yang sekarang. Sambil tersenyum ia menjawab bahwa keberhasilannya sekarang ini bukan berarti hafalannya sudah sangat mumpuni, tapi masih ada bagian-bagian yang perlu diperbaiki.

Untuk cara murojaah-nya sendiri adalah dengan memvisualisasikan Al-Qur’an  atau mengingat halaman dan letak ayat. Metode tersebut menurut Adhwa sangat membantunya karena seakan ia benar-benar ‘melihat’ Al-Qur’an.

Tantangan Terbesar

Dalam prosesnya, banyak sekali tantangan yang dihadapinya. Satu hal yang sangat ia ingat adalah ketika awal ngaji qiroah sab’ah. Ia bercerita ketika masih di juz satu sempat berpikiran ingin berhenti sebab ada kemauan lain, yaitu melanjutkan sekolah formal. Namun akhirnya ada semangat baru yang mengantarkan Adhwa melanjutkan kembali proses tersebut. Semangat itu datang dari sang guru, yakni Gus Mas’udi yang memberikannya nasehat sehingga Adhwa melanjutkannya ngajinya.

“Gus Mas’udi ngendikan ‘ngajinya sekarang ditambah lagi setiap hari jumat, diambil waktu liburnya ya’. Ya gimana lagi kita harus ikhlas di waktu yang lain libur kita harus tetep ngaji. Harus sadar diri belum khatam.” Tuturnya.

Selama proses yang sangat panjang dan tentunya tidak mudah, akhirnya Adhwa bisa mengikuti sima’an sebagai syarat mengikuti wisuda, kemudian Qiroah Sab’ah-nya berhasil terselesaikan pada tanggal 12-12 2023, tanggal yang indah seindah pencapaiannya.

Pada akhir sesi, saya meminta Adhwa untuk memberikan closing statement sebagai motivasi untuk kita semua yang masih berproses untuk khatam. Dengan tersenyum ia mengatakan bahwa untuk mendapatkan sesuatu yang diinginkan haruslah terus dikejar dan diperjuangkan walaupun hal itu tidak mudah.  

“Jika ingin sesuatu harus dikejar. Jika ingin khatam jangan suka banyak libur. Maka dari itu kejar khatam yang pastinya melalui proses yang tidak mudah karena buat menghafal Al-Qur’an  itu pasti ada lika-likunya.”

Baca juga:

Editor: Redaksi

Linda Diningsih

Linda Diningsih

Linda Diningsih

4

Artikel