Almunawwir.com
Krapyak – Kamis malam (24/11/22) telah dilaksanakan muqodaman dan dzikir–tahlil dalam rangka peringatan haul ke-9 Almaghfurlah KH. Zainal Abidin Munawwir yang merupakan pengasuh pondok pesantren Al-Munawwir Krapyak dari tahun 1989 sampai 2014 di aula AB Pondok Pesantren Al-Munawwir Krapyak Yogyakarta
Muqodaman diikuti oleh santri pondok pesantren Al-Munawwir Krapyak yang terdiri dari 6 majelis, di antaranya adalah 4 majelis putri dan 2 majelis putra. Sedangkan dzikir-tahlil dan doa dipimpin oleh KH. Mas’udi Fathurrahman, Al-Hafidz.

Baca juga: Tips dan Trik Praktik Kaidah Ikhfa’
Nyai Hj. Ida Fatimah Zainal selaku perwakilan dari keluarga besar KH. Zainal mengucapkan banyak terimakasih kepada seluruh santri yang ikut berpartisipasi dalam acara haul ini.
Harapannya, apa yang dilakukan malam ini berupa muqodaman dan dzikir-tahlil dapat diterima oleh Allah SWT, dapat menjadi amal sholeh dan dengan Al-Qur’an harapannya kita semua mendapat tuntunan agar menjadi orang yang saleh dan selamat di dunia maupun di akhirat.
Apa yang dilakukan oleh para santri semuanya mudah-mudahan bacaannya diterima oleh Allah SWT, menjadi amal sholeh para santri semuanya
Begitulah dhawuh Ibu Nyai Hj. Ida Fatimah Zainal.

Acara selanjutnya adalah Mauidzah hasanah oleh KH. Syarif Rahmat dari Jakarta. Dalam ceramahnya, Kiai Syarif Rahmat menganalogikan madu sebagai Al-Qur’an. Sebagaimana madu yang tidak selalu manis, tapi kadang juga pahit atau asam akan tetapi tujuannya tetap sama yaitu syifa’ li al-nas, begitu juga dengan Al-Qur’an.
Kiai Syarif Rahmat menyebutkan bahwa ada mubaligh yang suka membaca ayat-ayat yang manis, pahit, ataupun asam, namun sebenarnnya tujuannya tetap sama yaitu syifa’ li al-nas.
Baca juga: Mbah Zainal Krapyak, Kiai yang ‘Ngemong’
Sebagai penutup acara, terdapat testimoni dari alumni oleh Bapak Dr. Muhammadun. Beliau menceritakan bagaimana Almaghfurlah KH. Zainal Abidin Munawwir istiqamah dalam melaksanakan salat berjamaah, dan menjadi teladan untuk santri-santrinya untuk istiqamah.
Beliau juga berpesan kepada seluruh alumni dan santri untuk memegang salah satu maqalah beliau yaitu “kabeh ilmu kudu dilakoni, kabeh laku kudu diilmuni” (semua ilmu harus diamalkan, semua amal harus didasari oleh ilmu) yang menurutnya merupakan living Al-Qur’an ya dari sosok KH. Zainal Abidin Munawwir.

Baca juga: Haul ke-8: Sepeninggal Mbahyai Zainal, Kita Bisa Apa?
Beliau selalu mengatakan setiap amal perlu diilmuni dan ilmu perlu diamalkan, salah satu maqalah beliau untuk menjadi pegangan kita semua sebagai alumni atau mungkin yang masih menjadi santri Al-Munawwir Krapyak Yogyakarta untuk memegangi dawuh itu, saya kira ini adalah living Al-Qur’an ya dari sosok KH. Zainal Abidin Munawwir
Tutur beliau sebagai pesan kepada seluruh elemen santri Al-Munawwir Krapyak.
Editor: Arina Al-Ayya
