Setelah tiga tahun lamanya tertunda karena COVID-19, akhirnya Komplek Q mengadakan kembali acara rutinan dua tahun sekali yaitu rihlah ke makam para Auliya’ di luar Jogja dan tadabbur alam ke Dufan, pada tgl 27-30 Oktober 2023.
Kali ini rihlah komplek Q 2023 menyandang tema “touring, healing, lan iling”, yang berarti tadabbur alam untuk menjaga kesehatan mental diri agar selalu istiqomah dan semangat dalam menjalankan ibadah di kemudian hari.
Agenda yang sudah disiapkan panitia diawali dengan mujahadah bersama Pak Thoifur pada malam jumat, kemudian di pagi hari Jumat seluruh santriwati berziarah ke makam Bapak Warson dan ahlein Simbah Yai Munawwir guna izin pamit bepergian atau yang sering kita sebut dengan sowan.
Menjelang hari sabtu, yaitu pada hari jumat pukul 23.00 WIB para santri melaksanakan shalat safar terlebih dahulu kemudian pemberangkatan dimulai dengan rasa antusias dan semangat yang luar biasa.
Sebelum sampai pada tujuan pertama, rombongan berhenti ke masjid untuk melaksanakan sholat shubuh. Setelah itu, tibalah pada tujuan pertama pada waktu siang hari di Makam Syekh Abdul Muhyi, Pamijahan, Tasikmalaya, Jawa Barat.
Lanjut pada tujuan kedua yaitu ke Makam Prabu Hariang Kencana atau Sayyid Ali bin Muhammad bin Umar (Borosngora) yang bertempat di Situ Lengkong, Panjalu, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat. Kemudian pada tujuan ketiga rombongan menuju ke Makam Mbah Anom yang merupakan Pimpinan Pondok Pesantren Suryalaya Tasikmalaya. Lalu pada tujuan keempat berziarah ke Makam Habib Mundzir bin Fuad al-Musawa yang terletak di TPU Habib Kuncung, Kalibata, Jakarta Selatan.
Agenda selanjutnya pada hari kedua yaitu berkunjung ke Masjid Istiqlal untuk membersihkan diri dan mengabadikan momen dengan memakai jas almamater kebanggaan Komplek Q di depan pintu masuk masjid. Siang hari itu cukup panas hingga membuat para santri berteriak histeris layaknya vampir yang takut dengan matahari.

Setelah tragedi simulasi di neraka dan menikmati pemandangan antara masjid dengan gereja, rombongan melanjutkan perjalanan ke Pondok Pesantren Bayt Tahfidz Al-Qur’an yang berada di daerah Tangerang Selatan untuk melakukan studi banding.
Agenda ini memberikan insight baru bagi para santri Komplek Q dalam merancang masa depan yang ingin melanjutkan mondok dengan bekal hafalan dan kemampuan baca kitab.

Pada hari Ahad sore, agenda berlanjut ke suatu restoran yang bernama Saoenk Kito untuk makan malam, kemudian menyambung perjalanan ke hotel Asyana untuk menginap sejenak. Pada hari ketiga yaitu Senin pagi, seluruh rombongan check out dari hotel untuk bersiap menuju Dufan sebagai agenda yang terakhir.
Para santri sangat bahagia dan bersyukur atas kegiatan yang diadakan oleh para pengurus dan panitia. Dari perjalanan ini, banyak pelajaran yang dapat diambil dan perlu dinikmati dengan rasa syukur yang sebenar-benarnya. Mulai dari sabarnya menahan rasa panas karena teriknya matahari yang sampai pada 36 derajat celsius, menahan emosi ketika antri di kamar mandi, dan masih banyak lagi.
Meskipun begitu, muncul juga rasa syukur sebab kenikmatan yang tiada banding. Seperti ketika tidur di hotel dengan nyaman dan tenang tanpa ada gangguan hewan seperti tikus dan kecoa, ketika sarapan di hotel bisa ambil sepuasnya tapi tetap pada proporsi yang cukup, ketika puas mencoba seluruh wahana di Dufan.
Belum lagi menjadi orang elite satu hari, konser di dalam bus sembari mencurahkan masalah dalam hati (curcol), mendapat banyak air doa dari makam para auliya’ yang menjadi wasilah doa hajat para santri, dan lain sebagainya.
Dibalik kenikmatan dan kesusahan yang dialami santri, terdapat keberkahan yang tidak bisa dilihat tapi hanya bisa dirasakan. Itulah yang dicari para santri. Nikmatnya merasakan keberkahan tidak bisa dibandingkan dengan apapun. Seperti yang telah dijelaskan oleh KH Achmad Dhofir Zuhri dalam liputan NU Online[1] menyebutkan tiga makna berkah, yaitu :
- Berkah itu maknanya sedikit tetapi manfaatnya banyak, implikasi dan dampak positifnya banyak. Sedikit fungsi, banyak manfaat.
- Berkah menjadi sesuatu yang misterius, tetapi baru bisa kita pahami keberkahannya setelah kita mengalami atau mendapatkan kebaikan darinya.
- Berkah berasal dari kata “tabaraka” yaitu berkah yang terus menerus, banyak sekali, deras sekali. Di tangan-Nya terdapat segala pengetahuan yang terdahulu dan sekarang, tidak ada ruang waktu bagi Allah SWT yang Maha Suci dari semua yang dimiliki. Sebagai contoh, Allah SWT menganugerahkan keberkahan dan rahmat yang tak henti-hentinya kepada Nabi Muhammad SAW.
Seperti itulah kisah perjalanan santriwati Komplek Q yang menumbuhkan rasa syukur dan sabar, juga menghidupkan arti kenikmatan yang tidak bisa dilihat tapi bisa dirasakan, yaitu keberkahan.
[1] https://www.nu.or.id/daerah/inilah-tiga-makna-berkah-menurut-gus-dhofir-zuhry-zzny0
Editor: Redaksi
Baca Juga:
