Oleh: Ust. Abdul Jalil Muhammad,M.A
#Ilmu_Rasm_dan_Naqth_Mushaf (10)
Bagaimana urutan huruf bahasa Arab jika tidak ada titik? Salah satu pembahasan dalam kitab al-Muhkam karya al-Dani adalah urutan huruf hija’iyyah dalam penulisan.
Jika kita membaca beberapa literatur klasik akan ditemukan bahwa urutan huruf dalam pembahasan ulama bisa dibagi tiga macam: 1) Berdasarkan makhraj (tempat keluar) huruf 2) Berdasarkan bentuk tulisan 3) Abajada Hawazun.
Di dalam kitab al-‘Ain, al-Khalil bin Ahmad al-Farahidi (w. 170 H) mengurutkan huruf berdasarkan makhraj, hanya saja beliau memulai dengan huruf ‘Ain. Berbeda dengan murid beliau yaitu Sibaweh (w. 180 W.) dalam kitabnya yang berjudul al-Kitab yang mengurutkan huruf dari Hamzah, Alif, dan seterusnya (huruf al-halq/tenggorokan). Ulama Tajwid lebih banyak dalam menjelaskan tentang huruf mengikuti pengelompokan huruf sesuai dengan makhraj.
Urutan huruf Alif, Ba’, Jim, Dal, Ha’, Waw, Zai, dan seterusnya sudah lama dikenal di masyarakat Arab, bisa jadi sebelum masa Nabi. Karena dalam salah satu riwayat Asbab al-Nuzul Qs. Aal ‘Imran: 7 adalah ketika seorang Yahudi menyampaikan kepada Nabi alasan dia tidak masuk agama Islam: Bagaimana saya masuk suatu agama yang hanya akan Berjaya/berkuasa 71 tahun, kata si Yahudi. Sebab di dalam Alquran disebut ayat Alif Lam Mim, yang jika dihitung berdasarkan perhitungan hisab al-jummal: Alif = 1, Lam = 30, Mim = 40. Riwayat lengkapnya bisa dibaca di kitab tafsir Muqatil bin Sulaiman (w. 150 H.)
Di antara ulama awal yang menggunakan urutan huruf: Alif, Ba’, Ta dan seterusnya yang kita kenal sekarang adalah Ibn Jinni (w. 392 H.) dalam kitab Sirr Shina’ah al-‘Irab. Abu ‘Amr al-Dani mencoba menjelaskan tentang urutan ini. Alif disebut pertama karena ia huruf yang paling banyak diucapkan dan digunakan, diikuti dengan Ba’-Ta’-Tsa’ karena termasuk tiga huruf yang bentuknya mirip, begitu juga Jim-Ha’-Kha’, kemudian diikuti dengan dua huruf yang bentuknya mirip, Dal-Dzal dan seterusnya.
Beberapa ulama mencoba memberi penjelasan tentang : (Abajada), (Hawazun), (Hathaya), (Kalamun) dan seterusnya, ada yang mengatakan ini nama-nama raja dari Negara Madyan. Ada juga yang melihatnya sebagai simbol atau singkatan dari suatu ungkapan.
Wallahu A’lam
