IKAPPAM Gelar Temu Alumni, Bahas Peran Santri dalam Kampung Zakat Terpadu

IKAPPAM Gelar Temu Alumni, Bahas Peran Santri dalam Kampung Zakat Terpadu

Al-Munawwir.com (12/12/24) – Sebagai bagaian dari rangkaian haul Almaghfurlah KH. Muhammad Munawwir ke-86. IKAPPAM (Ikatan Alumni Pondok Pesantren Al Munawwir) menggelar acara temu alumni di Aula AB Pondok Pesantren Al Munawwir Krapyak, Yogyakarta. Acara yang berlangsung pada 12 Desember 2024 ini mengusung tema “Peran Santri dalam Mewujudkan dan Pengembangan Kampung Zakat Terpadu.”

Acara ini turut dihadiri oleh Pengasuh Pondok Pesantren Al Munawwir Krapyak, KH. R. Abdul Hamid Abdul Qodir dan dewan pengasuh lainya, beserta para dzurriyah KH. Munawwir, para Ibu Nyai, tamu undangan dan alumni dari berbagai generasi.

Menambah keistimewaan acara, hadir pula dua tokoh penting sebagai pembicara yakni Direktur Pemberdayaan Zakat dan Wakaf Kementerian Agama, Prof. Waryono Abdul Ghofur, serta Imam Besar Masjid Al-Azhar Syekh Muhammad Zakariyya Marzuq Al-Husainiy.

Ketua IKAPPAM, KH. Muhtarom Ahmad M.Si., dalam sambutannya mengungkapkan harapan agar visi Kementerian Agama untuk menciptakan 1000 kampung zakat terpadu dapat diwujudkan. Beliau berharap melalui acara ini para alumni dapat berperan aktif dan berkontribusi dalam mendukung pencapaian visi tersebut.

Meskipun hujan mengguyur semangat para hadirin tetap tinggi mengikuti jalannya acara yang dimoderatori oleh Prof. Dr. KH. Abdul Mustaqim, S.Ag., M.Ag. Diskusi berlangsung dengan hangat dan penuh inspirasi, menghadirkan pembahasan mendalam dari para pembicara mengenai peran strategis santri dalam mendukung program Kampung Zakat Terpadu sebagai wujud nyata kontribusi sosial.

Dalam pemaparan Syekh Muhammad Zakariyya menekankan betapa pentingnya zakat sebagai salah satu aspek utama dalam kehidupan umat Islam. Beliau mengingatkan bahwa kelak setelah seseorang meninggal, salah satu pertanggungjawaban yang akan dimintakan adalah terkait hartanya: dari mana ia memperolehnya dan untuk apa ia membelanjakannya. Oleh karena itu, zakat yang merupakan harta yang dikeluarkan dengan tujuan khusus, pada waktu tertentu dan untuk golongan yang berhak, memiliki peran besar dalam menghapuskan sekat-sekat sosial di antara umat manusia.

Syekh Muhammad Zakariyya juga menambahkan, “Zakat dalam rukun Islam ditempatkan setelah syahadat karena memiliki peran yang sangat penting dan harus dilaksanakan. Dalam harta kita terdapat hak bagi mereka yang membutuhkan, sehingga dengan menunaikan zakat kasih sayang antar sesama umat Islam dapat terjaga. Bahkan jika zakat tidak sampai kepada yang berhak, hal itu bisa menimbulkan perselisihan.” Penjelasan beliau tersebut diterjemahkan oleh Ustadz Murtadlo.

Senada dengan hal tersebut, Prof. Waryono Abdul Ghofur mengulas tingginya angka kemiskinan di Indonesia yang masih menjadi masalah besar, salah satunya disebabkan oleh mentalitas sebagian umat yang hanya bersemangat ketika menerima bantuan. Beliau juga menyayangkan masih pasifnya minat santri untuk terlibat dalam pengelolaan zakat, padahal di lingkungan Pondok Pesantren terdapat banyak santri yang memiliki keahlian dalam bidang fiqh, yang seharusnya dapat berperan lebih aktif dalam mengembangkan potensi zakat.

“Tantangan di Pondok Pesantren dan Lembaga pendidikan terletak di pendekatan teori dan prakteknya. Masih ada beberapa lembaga pendidikan yang kurang maksimal dalam mengelola zakat atau wakafnya. Maka diharapkan Pondok Pesantren dan para santri dapat membantu visi Kemenag dalam meningkatkan efesiensi pengelolaan zakat, khususnya di pelosok desa yang merupakan pusat kemiskinan.” Imbuh beliau.

Acara ditutup dengan pengijazahan 5 kitab oleh Syekh Muhammad Zakariyya kepada para hadirin, diikuti dengan doa bersama. Setelahnya, para alumni dan hadirin melanjutkan sesi ramah tamah yang penuh kehangatan, usai melaksanakan salat Dhuhur berjamaah.

Baca Juga

Ahmada Wildan Afifi

Ahmada Wildan Afifi

AhmadaAfifi

24

Artikel