Almunawwir.com
Krapyak (16/11) – Sesi panel tiga dilaksanakan pada pukul 13.00 bertempat di halaman Pondok Pesantren Al-Munawwir Krapyak, dengan tema yang diangkat yaitu “Desain Kurikulum Washatiyah Pendidikan Al-Qur’an”.
Sesi panel ini merupakan salah satu dari serangkaian acara Multaqa ‘Ulama Al-Qur’an Nusantara 2022 yang dibagi menjadi 3 sesi panel, dengan diisi oleh beberapa pemateri.

Pada sesi tiga ini disampaikan oleh tiga pemateri. Pertama Dr. K.H. Ahsin Sakho’ Muhammad, M.A. (Pesantren Darul Qur’an Cirebon Jawa Barat) yang terhubung via zoom meeting , kedua Ny. Hj. Maftuhah Minan (Pesantren Nurul Qur’an, Kajen, Pati, Jawa Tengah) , ketiga Sheikh Mahir Hasan al-Munajjid.
Baca juga: [Panel Session 1] Mengawali Acara Multaqa Ulama Al-Qur’an Nusantara 2022
Sesi tiga berjalan dengan baik, ketiga pemateri saling membahas bagaimana metode pendidikan Al-Qur’an terbaik pada saat ini disela banyaknya tantangan bagi para santri yang belajar Al-Qur’an.
Dr. K.H. Ahsin Sakho’ Muhammad, M.A. menjelaskan bahwa didalam kurikulum wasathiyah intinya yaitu menjaga dan memperdalam ilmu secara utuh, serta dalam pendidikan Al-Qur’an dapat diiringi pembelajaran mengenai hablu minallah dan hablu minannas.

Selaras dengan hal tersebut diperjelas oleh Syech Mahir Hasan al-Munajjid dalam penjelasan beliau mengenai penambahan pendidikan ‘ulumus syar’iah bagi para santri Al-Qur’an. Beliau juga menjelaskan tentang seiring berkembangnya zaman, metode terbaik yang direkomendasikan ialah metode talaqy agar kualitas hafalan tetap terjaga.

Selanjutnya Ny. Hj. Maftuhah Minan dalam materinya menjelaskan pada saat ini lembaga yang membuka program tahfidz begitu banyak tetapi patut dipertanyakan kualitasnya. Pun harapan beliau bagi para santri penghafal Qur’an yaitu untuk menjaga hafalanya dan mengamalkanya.
Setelah sesi tiga ini dijadwalkan sesi panel paralelel, dengan 25 peserta presentasi yang dinyatakan lolos terkait hasil penelitianya.