Sekumpulan Sajak Kemenyek Fatma

Sekumpulan Sajak Kemenyek Fatma

Cacing dan Semut Musuh Terhebat Ku   

Tak dapat ku cincang

Cacing,

Semut dan teman-temanya

Meski aku tuan rumah

Yang kaya harta dan segalanya!

 

Kaleng   

Joget-joget molek

Tangan melambai

Menjinjing rok mini

Gemolet suara

Gincu tebal menghiasi bibir

Kecup, kesana kemari

Demi dunia

Kemerlap kota

Nyenyet

Senyum menusuk

Bahkan!

nyenyet, membunuh

nyenyet, mengepal suara

nyenyet, membungkam mata

Hingga!

Bisik menghantui telinga

Jenuh

Jenuh

Mata mendengar

Bisik Telinga

Kepada diri

Kecewa terbelenggu

Mencekik leher

Sampai empunya

Petik kembang

Mata sembab

Sembab mata

Tanpa kira-kira

Petik kembang

Mencomot senyum girang

Kini tumbang

Berlari mencari cabang

Dan, harus tenang

 

Do’a

Segala do’a dosa ku

Tuhan memberi

Bagimana caranya untuk tidak berdo’a !

 

Seperti itu

aku ada

ada Aku

Perih menyeru

Ruh tertiup

Ada janji

Ada aku

Kelak nanti

Terus seperti itu

Sudut Kota

Kopi hitam Kupu-kupu

Aku duduk sejenak

Lalu berkemas dan beranjak

Kopiku

Mengembun karena uap panas

Tercecer kopiku menetes

Kau merayu mengajak

Tak pernah beres

 

Nongkrong        

Ngunyah kopi

Tak lupa cawan dijinjing

Pecah gelas berkeping-keping

(suara licik bertaburan dalam telinga)

 

 

 

Luluh Lantah

Ramai takut, tak pernah menggugah

Ranjang menjerit, selimut tertarik

Sepi desah

Hilang arah

 

 Tabu Rindu

Tuhan, Engkau !

Apa memperhatikanku

kau gagal membunuh rinduku,

Tuhan! aku telah hancur lebur.

Tuhanku lumat,

jiwaku rontok

Tuhan rindu itu sudah tida.

 

 

Mincuk Sego

Kebul luweng

Centong, ceting nadahi

Sego dipincuk

Melebu luweng

Seraya tak tau malu

(tak ada yang mengira, kematian dimana pun)

 

*Penyair adalah Pegiat Sastra yang berteduh di Komplek Q PP. Al Munawwir

Sumber Gambar : Indie Emergente

 

baca juga :

Seni Arsitektur dan Narasi Islamisasi Nusantara

Redaksi

Redaksi

admin

535

Artikel