Yogyakarta – Almunawwir.
Berikut kami rangkum 6 kemuliaan sosok wanita agung, Siti Hajar:
1. Dari rahim, air susu, perjuangan, dan doanya lahirlah seorang Nabi yang nantinya bakal meneruskan generasi para Nabi berikutnya hingga Nabiyullah Muhammad, yaitu Nabiyullah Ismail.
2. Dari keikhlasannya untuk hijrah dari tanah Palestina ke Makkah dan ditinggal sendirian merawat Nabiyullah Ismail, mengucur jutaaan kasih sayang-Nya dan menjadi lantaran munculnya sebuah peradaban baru di tanah Makkah.
3. Dari perjuangannya sebagai ibu ketika berusaha mendapatkan makanan dan minuman untuk Nabi Ismail yang sedang menangis karena lapar dan haus, lahirlah ritual ibadah haji yang disyariatkan, yaitu rukun sa’i (lari-lari kecil dari bukit Shafa hingga bukit Marwah).
4. Dari perjuangannya membendung air zam-zam, terwujudlah sumur air itu hingga sekarang. Saking hebatnya perjuangan beliau saat itu, hingga Nabiyullah Muhammad berdoa :
«رَحِمَ اللهُ أُمَّ إِسْمَاعِيْلَ لَوْلَا أَنَّهَا عَجِلَتْ لَكَانَتْ زَمْزَمُ عَيْنًا مَعِيْنًا»
‘Semoga Allah merahmati Ibu Nabi Ismail (Siti Hajar), karena kalau dia tidak segera membendung air zam zam, tentulah air itu hanya akan menjadi air yang mengalir saja’.
5. Dari pengorbanannya yg tak terperi, beliau tetap tegar, tak mempan oleh godaan iblis yang memanfaatkan naluri keibuannya untuk menolak perintah Gusti Allah. Pengendalian dan kokohnya iman atas segala kehendak menjadi kunci.
Saat itu, dengan berbagai cara, iblis berusaha membujuk beliau agar melarang Nabiyullah Ibrahim menyembelih putra kesayangannya. Namun, beliau menolak dengan tegas bahkan melempari si iblis dengan batu. Kejadian itulah yg menjadi sebab disyari’atkannya melempar jumrah wustha (pertengahan) tepat dimana beliau melempari si iblis.
6. Dari hasil didikannya mulai bayi hingga remaja, Nabiyullah Ismail mampu tumbuh menjadi anak yang memiliki keimanan yang amat sangat kuat dan budi pekerti yang luhur. Hingga saat Nabiyullah Ibrahim tiba2 mengunjunginya ke tanah Makkah dan mendapatkan perintah untuk menyembelihnya, Nabiyullah Ismail justru mendorong sang ayah untuk melaksanakan perintah-Nya, sebagaimana termaktub dalam ayat :
قَالَ يَا أَبَتِ افْعَلْ مَا تُؤْمَرُ سَتَجِدُنِي إِن شَاء اللَّهُ مِنَ الصَّابِرِينَ
Nabiyullah Ismail menjawab, “Wahai ayahanda, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu. Insya Allah Engkau akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar.”
Sayangku untukmu ibu Hajar, kisah perjuangan dan keikhlasanmu begitu hebat, semoga aku bisa melihat senyummu di keabadian kelak.
~berlanjut