Haul KH. Ali Maksum Krapyak ke 36 masih menyisakan kesan yang mendalam dalam sanubari para santri dan alumni. Hurmat haul itu digelar bertepatan dengan peringatan hari pahlawan nasional. Berbagai acara telah sukses diselenggarakan sejak seminggu menjelang haul.
Mulai dari seminar, majelis sima’an Al-Qur’an, temu alumni hingga majelis haul dan khotmil Qur’an. Seperti biasanya, majelis haul selalu menjadi sarana silaturahmi yang membuka kembali memori dalam relung hati santri. Kenangan dan segala kronik kehidupan santri yang tersimpan rapi bertahun-tahun, menyeruak kembali dan tergambar seolah nyata di depan mata.
Tak satupun luput dalam bayangan. Krapyak dengan segala kemuliaan di dalamnya telah mengambil bagian dalam hidup santri setiap zamannya.
Ada satu hal yang menarik dalam haul Mbah Ali tahun ini. Majelis Terongan [sebuah wadah temu alumni santri Krapyak lintas generasi], namanya. Tepat sehari setelah puncak haul yakni senin sore (11/11), KH. Henry Sutupo yang tak lain merupakan santri kinasih Mbah Ali itu, melihat sisi lain haul dengan membuat sebuah tulisan dengan judul “Balada Mbok Yem”.
Sudah barang tentu tidak diragukan lagi kedekatan hubungan kiai-santri. Namun kali ini Kiai Henry berhasil mengangkat sebuah kedekatan yang unik santri-Mbok Yem, salah seorang pemilik warung makan santri yang terbilang sangat sepuh hingga lintas generasi, bahkan peradaban. Keunikan ini berhasil membuat sebuah narasi yang diiyakan seluruh alumni Terongan.
BALADA MBOK YEM
Santri Krapyak lawasan tentu Familier dengan Warung Mbok Yem di sebelah Selatan Masjid Almunawwir Krapyak.
Para Santri saat itu sangat terbantu dgn keberadaan Warung Mbok Yem yang murah meriah sesuai Kantong Santri bahkan tidak sedikit yang makan dulu bayar belakang.
Mbok Yem Orangnya lugu polos dan nampak keikhlasan dari wajahnya yang saat ini masih sehat rajin Jamaah di Masjid dan aktif mendatangi Majlis Ta’lim di usia lebih 80 Tahun…
Mbok Yem jual makanan untuk Santri tidak ada niat cari untung yang penting bisa nunut makan dan dapat barokahnya para Santri…
Betapa bahagianya Mbok Yem kalau bisa Naik Pesawat pergi Umroh melihat Ka’bah yang mungkin tidak terbayang dalam hidupnya…
Di akhir tulisannya beliau menutup dengan sebuah usulan yang ternyata disambut baik oleh seluruh Terongan.
Mumpung Mbok Yem masih sehat ayo Alumni Krapyak yang pernah merasa terbantu dgn Warung Mbok Yem urunan memberangkatkan Umroh Beliau dengan cara buka :
DOMPET UMROH MBOK YEM
Insyaa Allah kalau disengkuyung bareng2 akan terasa ringan dengan niat Ibadah antara lain mengamalkan Ayat Qur’an:
وإذا حييتم بتحية فحيوا
باحسن منها أو ردوها… الآية
Benar saja, saat pesan itu disampaikan pukul 15.33 WIB antusias alumni seolah berlomba-lomba memberikan ‘urunan’ dengan maksud agar Mbok Yem bisa segera menunaikan ibadah umroh.
Dompet Umroh Mbok Yem ini mulanya hanya dibuka internal lingkup santri Terongan saja, namun ternyata gerakan ini diketahui oleh santri luar yang merasa tergerak untuk mengambil ladang berkah ini, sehingga dari pihak koordinatorpun bersepakat untuk menyambut i’tikad tersebut dengan tangan terbuka .
Saat tulisan ini dibuat telah mencapai 127 list orang dengan total Rp. 55.850.000,00. Urunan akan terus dibuka hingga mencukupi untuk memberangkatkan Mbok Yem dan pendamping, Pak Supri, yang tak lain merupakan putranya. Sehari-hari Pak Supri aktif mengurusi Masjid Al-Munawwir Krapyak.
Warung Mbok Yem dan Kesan Santri
Seperti telah menjadi legitimasi sebagian santri Krapyak, bahwa keberadaan warung Mbok Yem ini menjadi solusi dan memiliki daya tarik bagi sebagian santri dengan berbagai alasannya. Mbok Yem dan warungnya berhasil mengambil ruang dalam hati santri. Kesan yang mendalam, yang tak mungkin terlupakan. Seperti bebrapa kesan santri yang berasil terekam dalam tulisan ini.
“mbok yem itu bukan guru..beliau hanya orang kampung yg kebetulan rumahnya dempet dengan pondok.
beliau tidak pernah mengajarkan kitab kuning juga tidak pernah ngawasi santri musyawaroh. beliau tidak kenal dhomir namin beliau termasuk shohibut dhomir, orang yang memiliki hati, punya keikhlasan dalam memastikan perut santri tidak kelaparan.
beliau rela menjadi bagian kehidupan santri sepanjang perjalanan santri menuntut ilmu di pondok krapyak.”(1)
———————-
Ada yg masih ingat dg kalender legend di dinding warung mbok Yem ..?
Kalender ini bukan sembarang kalender, ada banyak nama2 yg sekarang jadi Kiai besar yg pernah mencatatkan namanya di sana..
Lauk yg sederhana tp nikmat luar biasa,
Kalau dibungkus bisa buat makan pagi-sore ..
Mbok Yem, kalau mau jd juragan warung makan mgkn sdh bolak-balik ke Haramain, tp beliau tetap nawaitu jualan nasi buat bantu2 santri dg harga yg tdk logis buat ukuran pengusaha ..
Sdh sejak lama jg ada banyak group yg mengatasnamakan “Mbok Yem Lovers”
Beliau seorang tokoh, tanpa panggung, tanpa title, tanpa atribut kemulyaan lainnya, hanya ada nama Mbok Yem, seorang mbok sing dodolan sego. (2)
Masih banyak lagi kesan yang dilukiskan oleh masing-masing santri yang bersinggungan langsung dengan keberadaan Mbok Yem dan Warungnya. Ikhtiarnya hanya sekedar untuk nunut hidup dan keikhlasannyasemata-mata untuk mendapat barokahnya para santri.
Dompet Umroh Mbok Yem masih terus dibuka melalui REKENING SANAD :
■ BANK MUAMALAT : 3070046587
■ BANK PERMATA Syariah : 4147777251
AN. Himpunan Sanad Nusantara
Adapun konfirmasi transfer ke Pengurus SANAD :
Haerul Maulana : 0811949989