KH. Musthofa Aqiel Siroj: Siapapun dan Apapun yang dekat dengan Al Quran akan dekat dengan Kemuliaan.

KH. Musthofa Aqiel Siroj: Siapapun dan Apapun yang dekat dengan Al Quran akan dekat dengan Kemuliaan.
KH. Musthofa Aqiel Siroj di Majelis Haul KH.M. Munawwir Krapyak

Allah SWT menurunkan Al Quran adalah sebagai gandulan bagi kita seorang muslim yang beriman, khususnya seorang santri. Sejak diturunkannya Al Quran dari Allah SWT kepada Nabiyullah Muhammad SAW, kemuliaan Al Quran tak pernah leram oleh masa. Ayat-ayatnya terus memancarkan cahaya sebagai penerang kehidupan umat Nabi Muhammad SAW.

Cerita KH. Musthofa Aqiel Siroj dan Perjuangan KH. Muhammad Munawwir

Masyhurnya Krapyak sebagai pusat pendidikan Al Quran di Indonesia tentu tidak luput dari perjuangan dan jasa masyayikh kita, guru kita, panutan kita, Al Muqri’ KH. Muhammad Munawwir. Kepulangan KH. Muhammad Munawwir dari Makkah Al Mukarromah ke Indonesia, tepatnya di Kauman, Yogyakarta merupakan titik awal berkembangnya pengajaran Al Quran di Indonesia yang sanadnya jelas hingga kepada Nabi Muhammad SAW. Hingga pada akhirnya, KH. Muhammad Munawwir memindahkan tempat pengajarannya, atas saran KH. Said Gedongan ke sebuah daerah yang sama letaknya dengan sumbu filosofis Kota Yogyakarta, yaitu Krapyak.

Sedikit cerita unik dari KH, Musthofa Aqiel Siroj, bahwa kakek buyutnya, yang tak lain adalah KH. Said Gedongan, Cirebon telah mengetahui KH. Muhammad Munawwir sebelum beliau pulang dari Makkah. KH. Said sering memberikan hadiah kepada KH. Muhammad Munawwir. Padahal beliau keduanya, KH. Said dan KH. Munawwir belum pernah saling bertemu secara langsung. KH. Said ngendiko bahwa beliau meminta doa kepada KH. Muhammad Munawwir yang jauh lebih muda dari beliau, sebab KH, Said tahu kemuliaan KH. Muhammad Munawwir.

Baca Juga:

Hingga pada saat kundurnya KH. Muhammad Munawwir dari Makkah, KH. Said menyambut beliau dengan bersama ribuan orang yang semuanya memiliki wudlu, “wudlu sedoyo, kowe arep e salaman karo Qur’an mlaku“, yang artinya “Wudhu semua, kalian akan bersalaman dengan Quran berjalan”, ngendiko KH. Said kala itu. Atas sebab senangnya KH. Said atas kundurnya KH. Muhammad Munawwir, maka KH. Said menginginkan KH. Muhammad Munawwir memindahkan tempat mengajinya ke tempat yang lebih besar dan layak. Hal ini dilakukan oleh KH. Said sebab mengetahui karomah KH. Muhammad Munawwir akan Al Quran dan kelak menjadi center pengajaran dan penyebaran Qira’at di Indonesia.

Atas perintah tersebut, KH. Said Gedongan meminta salah satu santri yang bernama KH. Ali untuk membangunkan masjid di daerah Krapyak yang saat ini dikenal dengan Masjid Al Munawwir, Krapyak, Yogyakarta. Cerita ini begitu menggambarkan bahwa dengan kita memegang Al Quran, dengan kita gandulan dengan Al Quran, dengan kita istiqomah dan cinta kepada Al Quran, seperti halnya KH. Muhammad Munawwir yang begitu memuliakan Al Quran, maka kemuliaan-kemuliaan yang lain akan datang kepada kita.

Al Quran dan Ribuan Kemuliaannya

Seperti yang termaktub dalam Hadist Qudsi Riwayat Baihaqi berikut.

يَقُولُ اللَّهُ تَعَالَى: مَنْ شَغَلَهُ قِرَاءَةُ الْقُرْآنِ عَنْ ذِكْرِي وَمَسْأَلَتِي أَعْطَيْتُهُ أَفْضَلَ ثَوَابِ السَّائِلِينَ وَفَضَلُ الْقُرْآنِ عَلَى سَائِرِ الْكَلَامِ كَفَضْلِ اللَّهِ عَلَى خَلْقِهِ

Artinya: Allah berfirman, “Siapa saja yang disibukkan oleh membaca Al-Qur’an, hingga tak sempat dzikir yang lain kepada-Ku dan meminta kepada-Ku, maka Aku akan memberinya balasan terbaik orang-orang yang meminta. Ingatlah, keutamaan Al-Qur’an atas kalimat-kalimat yang lain seperti keutamaan Allah atas makhluk-Nya,” (HR. Al-Baihaqi).

Hadist diatas menunjukkan bahwa siapapun yang memuliakan al Qur’an maka dilimpahkan kepadanya ribuan kebaikan, dijamin kebahagiaan dunia dan keselamatan di akhirat langsung oleh Allah SWT. Bahkan tidak dengan memintanya, Allah SWT akan memberi segalanya. Wallahu a’lam.

KH. Musthofa Aqiel Siroj dalam dawuhnya mengatakan, “Al Quran itu Kitaabul ‘Adziim, Min Robbil ‘Adziim, Bii Washithotil Malakil ‘Adziim, Ilaa Nabiyyin ‘Adziim, Fii Waqti ‘Adziim, Wa Fii Mahalli ‘Adzim. Quran meniko kitab ingkang mulyo, milo Quran nempel wonten sinten mawon, wonten nggene menopo mawon, mesthi mulyo. (Quran itu kitab yang mulia, maka menempel kepada apa saja dan siapa saja pasti mulia)”.

Al Quran yang memiliki kemuliaan tak terhingga banyaknya, hingga dari arah manapun Al Quran dilihat, tidak ada sedikitipun celah untuk tak ditemukan kemuliaannya. Tidak hanya seorang yang dapat membaca dan menghafal, seorang hamba yang hanya dapat menulis khat Al Quran pun akan mendapatkan kemuliaan. Tidak hanya kemuliaan di dunia, namun juga dijamin di akhirat. Lalu bagaimana dengan kita yang mendapatkan fadhol dapat membaca dengan baik bahkan menghafalkan Al Quran? Akankah kita sia-siakan janji kemuliaan dari Allah SWT.

Buah Al Quran adalah Kebahagiaan Dunia dan Akhirat

Dawuh KH. Muhammad Munawwir perihal kemuliaan Al Quran

ثَمْرَةُ الْقُرْآن سَعَادَةٌ فِى الدَّارَيْنِ

“Buah Al Qur’an adalah kebahagiaan pada dua tempat (dunia dan akhirat)”

Dari dawuh Mbah Munawwir tersebut tentu dapat dipahami bahwa jika kita menanam Al Quran dengan penuh dalam iman dan hati kita, maka akan Allah SWT berikan suatu anugerah kebahagiaan. Siapa yang menanam pasti akan menuai. Siapa yang menanam Al Quran dalam dirinya, maka buah kebahagiaan akan menjadi hasilnya.

Kemuliaan Al Quran yang lain juga di ngendikakan oleh KH. Musthofa Aqiel Siroj, dalam doa yang disampaikan oleh Syaikh Muhammad Marzuq

اَللّٰهُمَّ اجْعَلِ الْقُرْاۤنَ لَنَا فِي الدُّنْيَا قَرِيْنًا وَفِي الْقَبْرِ مُونِسًا

“Yaa Allah, jadikanlah Al Quran sebagai teman kami di dunia, pendamping kami yang menyenangkan di alam kubur…”

Maa Ma’na Wa Fii Qobri Muniisa?, lanjut beliau KH. Musthofa Aqiel Siroj. Bagaimana yang dimaksud pendamping yang menyenangkan di alam kubur? Maknanya adalah siapapun yang istiqomah tilaawati Qur’an, maka bacaan Al Quraanya kelak akan menemaninya di alam kubur. Nuur nya Al Quran dalam bacaannya akan dijadikan oleh Allah SWT sebagai malaikat di alam kuburnya yang akan menjadi teman di alam kubur. Begitu mulianya Al Quran jika kita memuliakannya. Tugas kita hanya terus membersamainya dalam setiap detik, menit, hingga hari untuk selamanya, meluangkan satu sampai dua jam dari 24 jam yang kita miliki, pasti Allah SWT ganti dengan segala rohmat-Nya, Allah SWT beri kasih sayang-Nya. Namun apakah sudah kita mencoba mengamalkannya?

Antara Anugerah dan Tamparan

Majelis Haflah Khotmil Quran Putri yang diselenggarakan di Pondok Pesantren Al Munawwir Krapyak adalah sebuah representasi dari dawuh-dawuh masyayikh di atas. Bahwa nikmat khatam yang Allah SWT berikan kepada khotimat adalah satu kemuliaan dari ribuan kemuliaan yang akan datang. Tidak semua hamba-Nya dapat meraih anugerah khatam dan berdiri di tempat megah disaksikan oleh masyayikhnya serta mendapat hujan doa dari kyai. Tentu bukan perkara mudah untuk sampai pada titik ini, butuh jatuh bangun ratusan kali, menangis, berdarah, berkeringat jutaan kali.

Majelis Haflah Khotmil Quran Putri 2024

Sekaligus menjadi tamparan bagi kita yang terus merasa tidak pernah dilancarkan jalannya menuju khatam. Ternyata tak jauh dari hari-hari kurang istiqomah, kurang memuliakan Al Quran, dan sedikit mensyukuri fadhol yang diberikan Allah SWT.

Semoga, dengan dawuh-dawuh yang disampaikan di Majelis Haul menjadi sabab bangkitnya semangat kita untuk terus memuliakan Al Quran hingga Allah SWT memberikan kebahagiaan, kemuliaan, dan anugerah secara cuma-cuma.

Manazila Ruhma

Manazila Ruhma

Manazila Ruhma

Santri Komplek Q

11

Artikel