Lahan Santri Al Munawwir untuk Beriwirausaha

Lahan Santri Al Munawwir untuk Beriwirausaha
Stand Al Munawwir Store

Krapyak, keramaian dan kepadatan manusia yang berbondong-bondong datang di Pondok Pesantren Al Munawwir, Krapyak, guna mengikuti Majlis Sholawat bersama Habib Syekh bin Abdul Qodir Assegaf, merubah kondisi Krapyak begitu signifikan.

Majlis yang bertajuk “Sholawat dan Do’a bersama untuk Indonesia 2017” itu, menjadi daya tarik tersendiri bagi para pedagang kaki lima. Mereka sedari sore, mempersiapkan lapaknya. Di sepanjang kiri dan kanan Jln. KH. Ali Maksum, para pedagang tersebut menimang keberuntungan yang nantinya akan mereka dapatkan ketika menempatkan lapaknya di tempat yang dipilihnya.

Sibuk..: Para pembeli yang memadati Stand Al Munawwir Store

Para pedagang itu, mayoritas menjajakan dagangan yang berupa souvenir Habib Syekh dan Syekhermania. Mulai dari Peci Habib Syekh, Sorban Habib Syekh, Kemeja Habib Syekh, Jaket Syekhermania, dan masih banyak yang lainnya. Adapula banyak jenis minyak wangi, dan tidak sedikit berdagang makanan ringan.

Namun ada pemandangan menarik, tatkala kita menyusuri jalan di sisi utara Pondok Pusat Krapyak. Sebab di sana terdapat lapak dari Al Munawwir Store dan Komplek Q.

Kedua lapak tersebut, berafiliasi dengan Pondok Pesantren Al Munawwir sebagai induk kelembagaan.

Secara sekilas, terlihat memang tidak ada beda dengan pelapak layaknya pelapak yang lain. Namun, apabila anda mencoba mendekat dan melihat-lihat, akan terlihat perbedaan yang signifikan dengan barang dagangan yang di jual di tempat lain. Sebab beberapa dagangan di kedua stand tersebut adalah buah karya dari para santri sendiri.

Misal di stand komplek Q yang menyediakan Cilok, Seblak, Joblet, Soft Drink, Kerudung yang kesemuanya adalah produk kerativitas dari para santri komplek Q. “jadi kami mencoba mewadahi produk-produk dari para santri yang, sebelumnya memang sudah berwirausaha. Selain itu, dari pihak komplek sendiri, juga memodali para santri yang berhasrat untuk mengembangkan bakatnya dalam berbisnis. Ya, seperti Cilok, Seblak, Joblet itu, merupakan hasil kreasi dari para santri Komplek Q sendiri.” Tukas Khalimatun Nisa’ koordinator stand.

Seperti biasa, event-event seperti ini dijadikan untuk mengalap berkah sekaligus meraup rupiah. Sehingga semangat penjual untuk mengambil hati pembeli pun tidak tanggung-tanggung. Mereka memakai speaker untuk menawarkan dagangan mereka. Ramai. Yang ramai adalah penjualnya. “Sebenarnya ini sukarelawan saja sistemnya. Jadi siapa yang mau, ya kita wadahi. Nantinya untuk bagi hasil urusan belakangan. Tapi tetap kita pertimbangkan. Intinya bagi hasil santri dengan pondok. Kebetulan yang antusias lumayan banyak. Ya bisa dilihat sendiri bagaimana keriuhan standnya.” Jelas Santri sekaligus Ketua komplek Q tersebut.

Sementara itu, tidak berbeda jauh dengan stand di komplek Q, stand Al Munawwir Store pun sekilas terlihat ramai oleh barang yang dijual. Ada kaos, tas, peci, kemeja, buku, kitab,kalender, dan masih banyak lagi. “Sebagian dari barang-barang tersebut adalah titipan dari para santri. Selebihnya milik kita sendiri”. Ungkap Muhammad Ahsanul Wafa’ sebagai Manajer Al Munawwir Store online dan offline. Pola mekanisme yang sama dengan apa yang diterapkan oleh stand komplek Q.

Kabar baiknya, melihat geliat toko online yang mulai marak, Al Munawwir Store pun menyediakan toko online yang bisa diakses dengan aplikasi tokopedi.co. selebihnya, ada beberapa ada beberapa akun di medsos, itu dipakai sebagai upaya mengepakkan sayap oleh Al Munawwir Store. “Kita adalah kepanjangan tangan pengurus pusat yang ingin memberikan kontribusi nyata dengan memberikan ladang bisnis bagi para santri. Jadi untuk akun-akun yang telah ada, itu disediakan isi kontennya bagi para santri. Jadi santri dipersilahkan, istilahnya nitip dagangan kepada kita, tapi tetap kita bagi hasil”. Ujar santri yang sekaligus menjadi ketua Kasaji (Keluarga Santri Jawa Timur) tersebut.

Sementara itu komentar dari para konsumen dari Al Munawwir Store menyatakan, “Barang yang dijual sudah bagus. Harganya pun terjangkau. Ya cocoklah buat kantong santri”. Ujar Ahmad Abdutillah santri dari Cilacap. Adapun beberapa keluhan dari para konsumen yang meresahkan perihal desain dan model marketingnya, “marketingnya kurang baik.

Keramahan penjual terhadap pembeli, serta kecepatan dan ketepatan dalam melayani perlu ditingkatkan”. Tutur Luthfia Rahmi, santriwati komplek Nurussalam. Selain itu ada beberapa hal yang mesti diperhatikan terutama dalam hal desain barang. “sekarang kan zamannya vintage, jadi semisal untuk gantungan kunci dan pin, desainnya lebih kekinian sedikit dong”. Imbuh Navilatul Ula santriwati komplek R2.

Sebagai produk dari Divisi Pemberdayaan Ekonomi Pengurus Pusat Pondok Pesantren Al Munawwir, Al Munawwir Store berupaya untuk menggodok para santri supaya ikut aktif dalam pemberdayaan ekonomi para santri pun pesantren melalui beberapa cara-cara tersebut.

“Sementara itu, seiring berjalanannya waktu, perubahan menuju kemajuan adalah rumus pasti.” Imbuh Mas Ahsan sapaan akrabnya. Dan nampaknya hal tersebut juga dipegang erat oleh masing-masisng koordinator dari masing-masing stand. Sebagai projek awalan, hal ini sudah baik, meski terhalang oleh beberapa hal, seperti belum adanya badan khusus yang menjalankan. Dalam hal ini, Mba Nisa’ menegaskan, “pembentukan tim khusus dalam ihwal kewirausahaan adalah projek kedepan kita”. Semoga. (afrizal)

Redaksi

Redaksi

admin

502

Artikel