Krapyak- Dalam rangka memperingati haul al-maghfurlah simbah KH. M. Munawwir bin Abdullah Rosyad ke-80, keluarga besar alumni pondok pesantren Almunawwir (HIMMAH dan IKAPPAM) pada hari Jum’at, 15 Februari 2019 menyelenggarakan Bahtsul Masa’il al-Qur’aniyyah (BMQ). Acara ini bertempat di aula G pondok pesantren Al-Munawwir Yogyakarta dan dihadiri oleh sekitar 100 peserta.
Dimulai sejak pukul 08.00, acara ini dipandu oleh ustadz Abdul Jalil dan ustadz As’ad Syamsul Arifin sebagai perumus. Sedangkan yang diberi amanat untuk menjadi penshahih adalah Romo KH. R. Abdul Hamid Abdul Qodir, Romo KH. Mukhtarom Ahmad, dan Dr. KH. Hilmi Muhammad. Terdapat 10 pertanyaan tentang berbagai persoalan yang berkaitan dengan Alquran yang diajukan dalam bahtsul masa’il kali ini.
Acara ini dimulai dengan pembacaan ayat suci Alquran dan sambutan-sambutan. Sambutan pertama disampaikan oleh Romo KH. R. Abdul Hamid Abdul Qodir yang mewakili keluarga besar alumni dan sambutan kedua disampaikan oleh Romo KH. R. M. Najib Abdul Qodir selaku pengasuh pondok pesantren Almunawwir Krapyak Yogyakarta.
Romo Kiai Hamid dalam sambutannya menyampaikan bahwa pergeseran zaman membuat kita dituntut untuk menyampaikan Alquran secara utuh. Oleh karena itu, menurut beliau acara bahtsul masa’il seperti ini sangatlah baik dan penting. Hal ini karena di luaran sana banyak orang yang nyinyir kepada para penghafal Alquran karena dirasa para penghafal Alquran kebanyakan hanya hafal saja tetapi tidak mengerti maksud kandungannya.
baca juga : “KH Abdul Hamid AQ : Almunawwir Pengemban Tugas Nasyrul Ilmi wad Din”
Selanjutnya, beliau menyampaikan bahwa memang idealnya sebagai penjaga Alquran harus mampu memenuhi 5 kriteria, yakni, mengimaninya, mempelajari cara bacanya, mempelajari kandungannya, dan mengamalkannya.
Secara keseluruhan acara ini berjalan dengan lancar, meskipun terdapat beberapa masukan dari peserta, seperti mengenai soal yang terlalu banyak tetapi waktunya hanya sedikit dan tidak hadirnya pembuat soal sehingga membuat para peserta kurang faham arah dari beberapa pertanyaan tersebut.
Sebagai penutup, Romo Kiai Hamid menyampaikan banyak terima kasih kepada seluruh peserta dan para panitia yang telah berusaha menyelenggarakan acara bahtsul masa’il untuk yang pertama kalinya ini. Menurut beliau, secara keseluruhan ta’bir-ta’bir yang digunakan sudah cukup baik, meskipun masih terdapat beberapa perbedaan pendapat ulama dan menurut beliau hal itu wajar. Selanjutnya, acara Bahtsul Masa’il al-Qur’aniyyah ini ditutup dengan do’a oleh KH. R. Abdul Hamid Abdul Qodir.
Penulis : Alans Marzuq
Editor : Afqo