Ma’na Cum Maghza: Terobosan TerhadapTafsir Kontemporer

Ma’na Cum Maghza: Terobosan TerhadapTafsir Kontemporer
Vector illustration – Breakthrough

Almunawwir.com – Melalui berbagai cara analisa dan kritiknya, Sahiron Syamsudin mengembangkan pendekatan Ma’na Cum Maghza dilatarbelakangi atas kegelisahannya terhadap metode penafsiran Al-Qur’an kontemporer yang terdapat adanya keganjilan dalam menafsirkan Al-Qur’an.

Hal ini dapat dilihat bahwa metode tersebut tidak memberikan sumbangsih yang adil dalam memperhatikan terhadap makna literal (al-ma’na al-ashli) dengan pesan utama (signifikansi: al-maghza) yang tersirat pada makna literal tersebut.

Ma'na Cum Maghza by. Akindo
Vector illustration – Breakthrough by. Akindo

Dalam arti sempit, Ma’na Cum Maghza merupakan pendekatan yang dibungkus dengan berbagai alat-alat penafsiran modern seperti Hermeneutika. Sahiron sebagai penggagas sekaligus pelopor awal dalam pembentukan motode Ma’na Cum Maghza, ia jadikan jalan untuk menginterpretasikan Al-Qur’an pada setiap ayat-ayat yang dapat diulik secara mendalam guna mendapatkan makna yang sesungguhnya.

Upaya Sahiron dalam mengintegrasikan pemikiran Barat (hermeneutic) dengan performance Ulumul Qur’an mampu menghasilkan metode tafsir yang progresif dan moderat. Dalam bukunya tentang bagaiamana awal penyajian tentang filsafat hermenutika terhadap penafsiran Al-Qur’an menjadikan metode ini dapat ditelusuri asal-usul pembentukannya.

Baca juga:

Sehingga dapat meyakinkan karena disusun secara sistematis, ilmiah dan praktis. Dalam pemahaman Sahiron sebagai penganut aliran quasi obyektif-progresif, dari metode yang ia ciptakan dapat menghasilkan penafsiran yang bersifat moderat atau seimbang (balanced hermeneutic).

Walaupun sebelumnya pernah digagas oleh para cendikiawan muslim seperti Fazlurrahman (Double movement), dan Abdullah Saeed (Contextualist approach). Namun Sahiron menganggap bahwa pendekatan semacam itu hanya dapat digunakan dalam ayat-ayat hukum.

Prinsip dalam metode Ma’na Cum Maghza adalah usaha untuk mengambil makna asli (ma’na) yang langung berasal dari author pertama dan melakukan reinterpretasi terhadap makna tersebut ke dalam signifikansinya (maghza) untuk kemudian diimplementasikan di masa kontemporer.

Pendekatan semacam ini dilandasi atas dasar al-muhafadzah ‘ala al-qadim al-shalih, wa alakhdz bi al jadid al-ashlah, yaitu mempertahankan tradisi penafsiran ulama salaf (ulumul Qur’an) dan memberikan pemahaman dengan menggunakan tradisi lain untuk menafsirkan Al-Qur’an.

Langkah kongkrit dalam menafsirkan Al-Qur’an melalui pendekatan Ma’na Cum Maghza terdapat dua tahap, pertama mencari ma’na (makna asal atau makna literal historis) artinya berusaha mengungkapkan makna dari maksud yang ingin diungkapkan oleh sang pengarang.

Jika tidak menggunakan makna asal terhadap penafsiran ayat maka hasilnya adalah kekacauan tafsir dan ketidaksesuaian pesan. Kedua adalah menentukan maghza yang berarti maksud, tujuan dan signifikansi dari setiap ayat yang sedang ditafsirkan.

Baca juga:

Dalam signifikansi ayat terbagi menjadi dua macam, yaitu signifikansi fonomenal yang memberikan fokus terhadap pencarian maghza yang dipahami kemudian diimplementasikan secara kontekstual dan dinamis mulai pada masa Nabi hingga waktu dimana ayat tersebut ditafsirkan.

Kategori ini berlanjut sampai kepada pembagian ke dalam dua macam yaitu signifikansi fonomenal historis yaitu pesan utama dari ayat yang dipahami dan diaplikasikan pada masa penurunan ayat.

Lalu signifikansi fonomenal dinamis yaitu pesan Al-Qur’an yang dipahami dan didefinisikan pada ayat itu ditafsirkan lalu kemudian langsung diterapkan dalam kehidupan. Pendekatan signifikansi diperlukan pemahaman terhadap konsep makro dan mikro sosial keagamaan masyarakat yang hidup pada masa pewahyuan.

Sedangkan untuk memahami signifikansi fonomenal dinamis diperlukan pemahaman terhadap zeiigesti (spirit masa) pada saat penafsiran teks. Kedua, signifikansi ideal yaitu akumulasi ideal dari hasil pemahaman terhadap pesan-pesan utama ayat.

Hingga pada akhirnya, metode penafisran ala Sahiron Ma’na Cum Maghza merupakan upaya antisipasi dari adanya pemahaman Al-Qur’an yang bersifat tekstual. Pendekatan ini juga menjadi jalan yang tepat dalam menggali pesan utama yang terkandung dalam setiap ayat-ayat Al-Qur’an dengan menyesuaikan konteks kehidupan di masa sekarang sehingga meminimalisir kesalahpahaman dalam memaknai ayat Al-Qur’an.

Penulis: Muwadhoful (Komplek T)

Editor: Redaksi

Baca juga:

Redaksi

Redaksi

admin

545

Artikel