Menumbuhkan Rasa Cinta Kepada Manusia Mulia

Menumbuhkan Rasa Cinta Kepada Manusia Mulia

Almunawwir.com – Saat ini kita sudah memasuki bulan yang sangat mulia, yakni bulan rabiul awwal. Sebagaimana telah kita ketahui bahwa bulan rabiul awwal ini adalah bulan dilahirkannya manusia mulia, manusia pemimpin ummat yaitu Nabi Muhammad SAW.

Pada bulan rabiul awwal ini, tepatnya pada tanggal 12 rabiul awwal kerap kali diperingati oleh ummat islam seluruh penjuru dunia khususnya di negara kita Indonesia untuk merayakan hari kelahiran Nabi Muhammad SAW, perayaan ini kerap kali disebut dengan istilah maulid Nabi. Adapun bentuk daripada peringatan maulid nabi sangatlah beragam, mulai dari diadakannya pengajian dan sholawatan hingga pembacaan maulid yang didalamnya terdapat berbagai pujian-pujian kepada Nabi Muhammad SAW. 

Cinta Mulia
Sumber: amust.com.au

Namun, perlu kita ketahui bahwa peringatan maulid Nabi Muhammad SAW pada bulan rabiul awwal ini bukan hanya sebagai acara ceremonial saja yang sifatnya untuk ajang gengsi, senang-senang dan makan-makan saja. Dalam perayaan maulid nabi ini akan menjadi suatu momentum yang sangat berharga untuk meningkatkan mutu kualitas iman kita, meningkatkan gizi spiritual dalam diri kita.

Baca juga:

Nafkah dalam Cara Pandang Qira’ah Mubadalah Faqihuddin Abdul Kodir

Menumbuhkan rasa kecintaan kita kepada Nabi Muhammad SAW dengan meneladani berbagai sifat keagungan yang dimiliki oleh Nabi Muhammad SAW melalui kisah perjalalan kehidupan Nabi Muhammad SAW dan percaya akan segala ajaran-ajaran yang dibawanya serta keistimewaan-keistimewaan yang dimiliki oleh Nabi Muhammad SAW.

Begitu mulia dan agungnya Nabi Muhammad sehingga diberikan banyak keistimewaan yang tidak didapatkan oleh manusia pada umunya, oleh Allah SWT berikut keistimewaankeistimewaan Nabi Muhammad SAW:

Namanya bersanding dengan nama Allah SWT di tiang arsy’

Dalam kitab yang berjudul Khosuisunnabi karya As-Syeikh Al-Imam Al-Alim Al-Allamah Nashiruddin Muglutho’I dijelaskan:

ومن خصائصه صلى الله عليه وسلم إقران اسمه مع اسم الله تعال في الخطبة والأذان والتشهد وفي كلمة التوحيد مكتوب على ساق العرش لا إله إلا الله محمد رسول الله صلى الله عليه وسلم

Termasuk daripada kesitimewaan Nabi Muhammad SAW adalah disertakannya Nama Muhammad SAW dengan nama Allah SWT dalam khutabh, adzan, tasyahud dan dalam kalimat tauhid yang ditulis pada tiang Arsy’ berupa lafadz : لا إله إلا الله محمد رسول الله

dari sini terlihat jelas betapa agungnya kedudukan Nabi Muhammad SAW di sisi Allah, sehingga Namanya pun disandingan dengan Nama Allah dalam adzan, khutbah dan tertulis di tiang Arsy’, hal ini terlihat dari sebuah riwayat yang menyebutkan bahwa ketika Nabi Adam berada di surga, beliau melihat nama Muhammad termaktub di pintu-ointu surga, dan Namanya pun disandingkan dengan Nama Allah SWT pada tiang arsy’. 

Perangai Nabi Muhammad yang santun (Akhlak Al-karim)

Nabi Muhammad sebagai sosok kekasih Allah mempunyai akhlak mulia yang dapat dijadikan sebagai suri tauladan bagi ummatnya. Akhlak mulia yang senantiasa berbuah kemanfaatan untuk setiap orang yang berada di sekelilingnya, baik sahabatnya ataupun tidak, akhlak mulia nabi yang selalu menyayangi sesama, dan akhlak mulia nabi yang tidak pernah berbuat buruk kepada siapapun makhluk ciptaan Allah. Akhlak mulia Nabi Muhammad SAW ini diabdikan dalam Al-qur’an sebagaimana firman Allah SWT yang berbunyi:

قَدْ كَانَ لَكُمْ فِيْ رَسُوْلِ اللّٰهِ اُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِّمَنْ كَانَ يَرْجُوا اللّٰهَ وَالْيَوْمَ الْاٰخِرَ وَذَكَرَ اللّٰهَ كَثِيْرً

Artinya: “Sungguh, pada (diri) Rasulullah benar-benar ada suri teladan yang baik bagimu, (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari Kiamat serta yang banyak mengingat Allah”.

Atas kemuliaan akhlak yang dimiliki oleh Nabi Muhammad SAW, banyak ulama-ulama yang membuat pujian-pujian untuknya, diantara salah satunya adalah Habib Ali Bin Muhammad Al-habsy, beliau adalah pengarang daripada kitab maulid yang sangat popular, khususnya bagi kalangan ummat islam di Indonesia, dalam maulid karanganya beliau menjelaskan:


وَلَقَدِ اتَّصَفَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِنْ مَحَاسِنِ الْأَخْلَاق ﴿﴾ بِمَا تَضِيْقُ عَنْ كِتَابَتِهِ بُطُوْنُ الْأَوْرَاق ﴿﴾ كَانَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اَحْسَنَ النَّاسِ خُلُقاً وَخَلَقاً ﴿﴾ وَاَوَّلَهُمْ اِلَى مَكَارِمِ الْاَخْلَاقِ سَبْقاً ﴿﴾ وَاَوْسَعَهُمْ بِالْمُؤْمِنِيْنَ حِلْماً وَرِفْقاً ﴿﴾ بَرًّا رَؤُفًا ﴿﴾ لَايَقُوْلُ وَلَايَفْعَلُ اِلَّا مَعْرُوْفًا

Demikian luhur Akhlak Rasulullah SAW * Sehingga terasa sempit kitab-kitab besar untuk merangkumnya * Sebab Beliau sebaik-baik manusia * Dalam keindahan akhlak ataupun bentuk tubuhnya * Selalu terdepan dalam berbuat kebajikan * lembut hatinya, luas kasih sayangnya * Terutama bagi kaum beriman semuanya * Teramat baik, teramat penyantun * Tiada berucap sesuatu melainkan berisi kebaikan*

Begitu mulia akhlak Nabi Muhammad SAW sehingga diabadikan dalam Al-qur’an hingga tak sedikit pula dari ulama-ulama salafusholih yang membuat karangan yang didalamnya berisi untaian kata-kata dan sajak-sajak indah yang ditujukkan guna memuji sosok manusia sempurna dan manusia mulia di sisi Allah.

Semoga dengan momentum Maulid Nabi SAW ini dapat menumbuhkan rasa cinta kita kepada Baginda Nabi Muhammad SAW dan semoga kita dapat meniru akhlak-akhlak mulia yang dimiliki oleh Baginda Nabi SAW dalam kehidupan sehari-hari serta semoga kelak kita mendapatkan syafa’at Nabi SAW di hari kiamat.

Wallahu A’alm Bishowab.

Muhammad Nazrul Hikam

Muhammad Nazrul Hikam

MuhammadHikam

4

Artikel