Almunawwir.com-Berdasarkan filsafat dan logis setiap ideologi merupakan suatu kerangka cita-cita yang mendasar, menyelutuh dan berkaitan membentuk sistem pemikiran (System of Thought). Terdapat beberapa perbedaan antara Pancasila dengan ideologi-ideologi negara di seluruh dunia. Pancasila menjadi dasar hakikat dan kodrat bahwa manusia sebagai makhluk individu sekaligus makhluk sosial. Selain itu, Pancasila juga mengakui kebebasan dan hak individu tetapi juga tetap memberikan kebebasan terhadap individulain. Kebebasan individu dalam kerangka demokrasi tidak melampaui kebebasan berketuhanan, bahkan nilai ketuhanan tercermin dalam ekspresi kebebasan individu. Bukan hanya itu, ternyata banyak ulama yang menyatakan bahwa Pancasila tidak bertentangan, sejalan, dan tergolong syariat islam karena termasuk peritah Allah yang termaktub di dalam sumber hukum islam yaitu Al-Qur’an.
Kesinambungan Sila-Sila Pancasila dengan Ayat Al Qur’an
Sebagai pandangan hidup bagi bangsa Indonesia, nilai-nilai yang terkadung dalam Pancasila tidak akan pernah berubah dari waktu ke waktu namun tetap mengikuti perkembangan zaman dan tidak akan bisa dipisahkan dari kehidupan bangsa Indonesia. Begitu juga dengan Al-Qur’an, yang tidak akan berubah kandungannya dari waktu kewaktu, namun akan tetap selaras dalam mengikuti perkembangan zaman. Oleh karena itu Pancasila sangat berkesianmbungan dengan Al-Qur’an dibuktikan denga nisi Pancasila dan ayat-ayat dalam Al-Qur’an,. Penjelasannya sebagai berikut.
Ketuhanan yang Maha Esa
Perwujudan sila pertama merupakan bentuk jiwa keagamaan yang berkaitan dengan nilai tauhid. Terkandung dalam ayat Al-Qur’an
- Surat Al-Ikhlas Ayat 1
قُلْ هُوَ اللهُ أَحَدٌ
“Katakanlah (Nabi Muhammad), dialah Allah yang maha Esa”
- Surat Al-Baqarah ayat 163
وَإِلَٰهُكُمْ إِلَٰهٌ وَٰحِدٌ ۖ لَّآ إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ ٱلرَّحْمَٰنُ ٱلرَّحِيمُ
“Tuhan kamu adalah Tuhan yang Maha Esa. Tidak ada tuhan Selain Dia Yang Maha Pengasih lagi maha Penyayang.”
Kemanusiaan yang adil dan beradab
Perwujudan dari sila kedua ini merupakan bentuk dari jiwa kebangsaan yang adil dan berkaitan dengan ayat Al-Qur’an. Hal ini termuat dalam:
- Surat An-Nisa Ayat 135
يَٰٓأَيُّهَاٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ كُونُوا۟ قَوَّٰمِينَ بِٱلْقِسْطِ شُهَدَآءَ لِلَّهِ وَلَوْ عَلَىٰٓ أَنفُسِكُمْ أَوِ ٱلْوَٰلِدَيْنِ وَٱلْأَقْرَبِينَ ۚ إِن يَكُنْ غَنِيًّا أَوْ فَقِيرًا فَٱللَّهُ أَوْلَىٰ بِهِمَا ۖ فَلَا تَتَّبِعُوا۟ ٱلْهَوَىٰٓ أَن تَعْدِلُوا۟ ۚ وَإِن تَلْوُۥٓا۟ أَوْ تُعْرِضُوا۟ فَإِنَّ ٱللَّهَ كَانَ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرًا
“Wahai orang-orang yang beriman, jadilah kamu penegak keadilan dan saksi karena Allah, walaupun kesaksian itu memberatkan dirimu sendiri, ibu bapakmu atau kerabatmu. Jika dia (yang keberatan dalam kesaksian) kaya atau miskin, allah lebih tahu (kemaslahatan) keduanya. Maka, janganlah kamu mengikuti hawa nafsu, karena ingin menyimpang (dari kebenaran). Jika kamu memutarbalikkan (kata-kata) atau berpaling (enggan menjadi saksi), sesuangguhnya Allah mahateliti terhadap segala apa yang kamu kerjakan.”
Baca Juga: Kajian Semantik Kata al-Balad dalam al-Qur’an (Bagian 1)
- Suarat Al-Maidah Ayat 8
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ كُونُوا۟ قَوَّٰمِينَ لِلَّهِ شُهَدَآءَ بِٱلْقِسْطِ ۖ وَلَا يَجْرِمَنَّكُمْ شَنَـَٔانُ قَوْمٍ عَلَىٰٓ أَلَّا تَعْدِلُوا۟ ۚ ٱعْدِلُوا۟ هُوَ أَقْرَبُ لِلتَّقْوَىٰ ۖ وَٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ خَبِيرٌۢ بِمَا تَعْمَلُونَ
“Wahai orang-orang yang beriman, jadilah kamu penegak (kebenaran) karena Allah (dan) saksi-saksi (yang bertindak) dengan adil. Berlakulah adil karena (adil) itu lebih dekat pada takwa. Bertakwalah kepada allah. Sesungguhnya Allah mahateliti terhadap apa yang kamu kerjakan.”
Persatuan Indonesia
Perwujudan dari sila ketiga ini merupakan bentuk jiwa kebngsaan yang termuat juga dalam ayat Al-Qur’an:
- Surat Ali-Imran Ayat 103
وَاعْتَصِمُوْا بِحَبْلِ اللّٰهِ جَمِيْعًا وَّلَا تَفَرَّقُوْاۖ وَاذْكُرُوْا نِعْمَتَ اللّٰهِ عَلَيْكُمْ اِذْ كُنْتُمْ اَعْدَاۤءً فَاَلَّفَ بَيْنَ قُلُوْبِكُمْ فَاَصْبَحْتُمْ بِنِعْمَتِهٖٓ اِخْوَانًاۚ
“Berpegangteguhlah kamu semuanya pada tali (agama) Allah, janganlah bercerai berai, dan ingatlah nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu bermusuhan, lalu Allah mempersatukan hatimu sehingga dengan karuniaNya kamu menjadi bersaudara.”
- Surat Al-Hujurat Ayat 13
و وَجَعَلْنَٰكُمْ شُعُوبًا وَقَبَآئِلَ لِتَعَارَفُوٓا۟ ۚ
“Kemudian, kami menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal.”
Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan
Perwujudan sila keempat merupakan bentuk dari jiwa kerakyatan yang juga temaktum dalam Al-Qur’an:
- Surat Ali-Imran Ayat 159
وَشَاوِرْهُمْ فِى ٱلْأَمْرِ
“… dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam segala urusan (penting).”
Baca Juga: Kajian Semantik Kata al-Balad dalam al-Qur’an (Bagian 2)
- Surat Asy-Syuara ayat 38
وَأَمْرُهُمْ شُوَىٰ بَيْنَهُمْ
“… Sedangkan urusan mereka (diputuskan) dengan musyawarah antara mereka”
Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
Perwujudan sila terakhir merupakan bentuk dari jiwa yang menjujung tinggi keadilan dan sosial dan termaktub dalam Al-Qur’an:
- Surat An-Nahl Ayat 90
إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَٱلْإِحْسٰنِ
“…Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan.”
- Surat At-Taubah Ayat 60
إِنَّمَا ٱلصَّدَقَٰتُ لِلْفُقَرَآءِ وَٱلْمَسَٰكِينِ وَٱلْعَٰمِلِينَ عَلَيْهَا وَٱلْمُؤَلَّفَةِ قُلُوبُهُمْ وَفِى ٱلرِّقَابِ وَٱلْغَٰرِمِينَ وَفِى سَبِيلِ ٱللَّهِ وَٱبْنِ ٱلسَّبِيلِ ۖ فَرِيضَةً مِّنَ ٱللَّهِ ۗ وَٱللَّهُ عَلِيمٌ حَكِيمٌ
“Sesungguhnya zakat-zakat itu hanyalah untuk orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat,para mualaf yang dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orang-orang yang beruntung, untuk jalan Allah, dan untuk mereka yang sedang dalam perjalanan sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan Allah, dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.”
Sumber: Buku berjudul ‘Pancasila untuk Perguruan Tinggi’ pada bab Ideologi Pancasila karya Rizal Al Hamid.
