Warning Sign Ayat NPD (Narcissistic Personality Disorder) Perspektif  Tafsir Jalalain)

Warning Sign Ayat NPD (Narcissistic Personality Disorder) Perspektif  Tafsir Jalalain)

What Is NPD Mean?

Dalam podcast speaking of psychology NPD (Narcissistic Personality Disorder) yang disampaikan oleh psikolog Amerika, Ramani Durvasula, NPD adalah gangguan kepribadian yang dapat didiagnosis yang menyebabkan orang memiliki rasa harga diri yang tidak masuk akal dan  menyebabkan kurangnya empati.

Umumnya NPD merupakan sifat-sifat tidak baik seperti berbangga diri berlebihan, menganggap diri yang paling hebat lagi istimewa, haus pujian dan validasi, egois, angkuh lagi sombong. Sifat-sifat demikianlah yang melahirkan akhlak-akhlak mazmumah (tercela), sehingga dikehidupan ini orang yang terjangkit NPD mudah semena-mena dan berlaku buruk terhadap orang lain.

How Is NPD explained in Qur’an?

Karakteristik NPD sendiri di dalam Al-Qur’an banyak disinggung, kali ini penulis ingin mengulas ayat yang berhubungan erat dengan NPD menggunakan perspektif mufassir masyhur dalam pesantren.

وَلَا تُصَعِّرْ خَدَّكَ لِلنَّاسِ وَلَا تَمْشِ فِى ٱلْأَرْضِ مَرَحًا ۖ إِنَّ ٱللَّهَ لَا يُحِبُّ كُلَّ مُخْتَالٍ فَخُورٍ

Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri.” (QS Luqman : 18)

Sebenarnya ayat ini adalah ayat nasihat Lukman Al-Hakim kepada puteranya, selaras dengan kritikan pada ayat 18 ayat setelahnya adalah wejangan, dalam versi aslinya Tafsir Jalalain (Maktabah Madinah) juz 2 surat Luqman ayat 18 hal 102  

(وَلَا تُصَعِّرْ) وفي قراتي تصاعر (خَدَّك لِلنَاسِ ) لا تمل وجهك عنهم تكبيرا ( وَلَا تَمْشِ فِي الْأَرْضِ مَرَحًا ) أي خيلاء (إِنَّ اللّه لَا يُحِبُّ كُلَّ مُخْتَالٍ ) متبختر فى مشيه (فَخُوْرٍ) على الناس

 “(Jangan sekali-kali kamu memalingkan) dalam qiraat yang lain dibaca wa laa tushaa`ir (mukamu dari manusia) janganlah kamu memalingkannya dari mereka dengan rasa takabur (dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh) dengan rasa sombong. (Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong) yakni orang-orang yang sombong di dalam berjalan (lagi membanggakan diri) atas manusia.”

NPD dan Penafsirannya

Pada halaman 102  dibahas turunan lafadznya, agar memudahkan pembaca menganalisis gambaran, mufassir menjabarkan : lafadz تصعر  menurut qiraat yang lain dibaca تصاعر  lafadz ini dalam kamus almunawwir (778) memiliki makna  ‘memalingkan pipi’, jadi bisa dipahami larangan tersebut berkaitan dengan keadaan seseorang ketika berhadapan dengan orang lain, memalingkan wajah lagi meremehkan dan merendahkan orang lain karena merasa lebih daripada orang lain. Ini salah satu ciri NPD yang berbahaya, walaupun untuk mengetahui seseorang NPD atau tidak butuh analisis ilmiah yang akurat, namun sifat begini pasti ada dalam diri penderita NPD.

Kemudian lafadz مرحا ialah خيلاء   yang maknanya ‘angkuh’  hanya melihat diri sendiri yang paling benar, paling istimewa tanpa mementingkan pendapat atau keadaan  orang lain. ولا تمش فى الأرض مرحا     dalam kalimat ini larangan berjalan dimuka bumi dengan keadaan angkuh.

Baca Juga: People-Pleaser dalam Sudut Pandang Al-Qur’an

مختال  dalam kamus almunawwir (381) artinya ‘yang sombong, congkak, yang suka berlagak menonjolkan diri’, dengan melanjutkan lafadz متبختر   setelahnya, yang artinya ‘orang yang berjalan dengan sombong’ perilaku yang tidak disukai Allah ini menjadi ciri khas NPD yang seharusnya kita waspadai.

Sedangkan lafadz فخور Memiliki makna ‘membanggakan diri’ dalam artian membanggakan diri dengan apa yang ia punya, sifat begini memiliki ciri ingin tampak dipermukaan, ingin dikenal, dan haus validasi.

NPD itu Merugikan!

Mufassir Jalalain bermaksud menerangkan bahwa jangan sekali-kali kamu berjalan dimuka bumi ini dalam keadaan angkuh, sombong, merasa bangga diri dihadapan manusia yang lain, karena sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang membanggakan diri atas manusia yang lain.

Kepribadian buruk yang tercantum dalam ayat ini tidak hanya merugikan sekelilingnya namun merugikan diri sendiri, merugikan keberlangsungan hubungan sosial lebih -lebih kesejahteraan mental individu. Namun penderita sangat berkemungkinan untuk sembuh dengan cara terapi dan sebagainya, agar penderita lebih bijak memahami pola pikir serta perilaku. Semoga dengan sedikit mengulas ayat ini menjadi warning sign untuk kita.

Kana Hanifah

Kana Hanifah

Kana Hanifah

Pegiat Ilmu Al-Qur'an Tafsir, Santri Al-Munawwir

5

Artikel