Benarkah Ramadhan Disebut Bulan Keberkahan?

Benarkah Ramadhan Disebut Bulan Keberkahan?

Almunawwir.com – Bulan Ramadhan atau yang kerap kali disebut bulan puasa ini merupakan bulan suci dan bulan yang dimuliakan oleh umat Islam.

Bulan yang mana di dalamnya terdapat perintah Allah kepada hambanya yang bertaqwa untuk menunaikan kewajiban rukun Islam yang ke-4 yakni, puasa di bulan Ramadhan. Sebagaimana firman-Nya dalam QS. Al-Baqarah ayat: 183 yang berbunyi:


يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَۙ – ١٨٣

Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang sebelum kamu agar kamu bertakwa,”

Keberkahan
Sumber Gambar: Media Almunawwir

Ayat Al-Qur’an di atas menjelaskan bahwa Allah memerintahkan kepada para hambanya untuk melaksanakan ibadah puasa. Puasa sendiri mempunyai keistimewaan tersendiri daripada ibadah-ibadah lain yang diperintahkan oleh Allah kepada hambanya.

Ibadah puasa memiliki keistimewaan yang tidak dimiliki oleh ibadah-ibadah yang lain. Di antaranya adalah seperti yang disabdakan oleh Baginda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam:

كُلُّ عَمَلِ ابْنِ اٰدَمَ يُضَاعَفُ، الْحَسَنَةُ عَشْرُ أَمْثَالِهَا إِلَى سَبْعمِائَة ضِعْفٍ. قَالَ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ: إِلَّا الصَّوْمَ، فَإِنَّهُ لِي وَأَنَا أَجْزِي بِهِ، يَدَعُ شَهْوَتَهُ وَطَعَامَهُ مِنْ أَجْلِي (رَوَاهُ مُسْلِمٌ)

Maknanya: “Setiap amal baik anak Adam dilipatgandakan pahalanya. Satu kebaikan balasannya adalah sepuluh kali lipat hingga tujuh ratus kali lipat.

Baca juga:

Allah ta’ala berfirman (dalam hadits qudsi): “Kecuali puasa, karena sesungguhnya puasa itu milik-Ku dan Aku langsung yang akan membalasnya, orang yang berpuasa meninggalkan syahwat dan makanannya karena Aku” (HR Muslim)

Dalam hadits di atas disebutkan bahwa puasa adalah milik Allah. Kenapa puasa disebut secara khusus sebagai milik Allah?

Padahal semua kebaikan dan seluruh ibadah pada hakikatnya adalah milik Allah. Imam An-Nawawi dalam Syarh Shahih Muslim menjelaskan bahwa yang dimaksud karena puasa adalah ibadah yang jauh dari niat riya’ (melakukan ketaatan bukan karena Allah, tapi karena ingin mendapatkan pujian dari sesama hamba).

Keistimewaan selanjutnya daripada ibadah puasa adalah dosa-dosa yang terdahulu dari seorang hamba yang berpuasa akan diampuni oleh Allah Swt. Sebagaimana Rasulullah Saw bersabda:

من صام رمضانَ إيمانا واحتسابا غُفِرَ له ما تقدَّم من ذَنْبِهِ

Artinya, “Siapa yang berpuasa pada bulan Ramadhan dengan iman dan mengharap pahala dari Allah maka diampuni dosanya yang telah lalu.” (HR. Bukhari)

Baca juga:

Disisi lain Allah juga memberi keringanan kepada mereka (para hambanya) untuk tidak berpuasa dengan kriteria-kriteria tertentu. Sebagaimana Allah berfirman dalam QS. Al-Baqarah Ayat: 184 yang berbunyi:

أَيَّامًا مَعْدُودَاتٍ فَمَنْ كَانَ مِنْكُمْ مَرِيضًا أَوْ عَلَى سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِنْ أَيَّامٍ أُخَرَ وَعَلَى الَّذِينَ يُطِيقُونَهُ فِدْيَةٌ طَعَامُ مِسْكِينٍ فَمَنْ تَطَوَّعَ خَيْرًا فَهُوَ خَيْرٌ لَهُ وَأَنْ تَصُومُوا خَيْرٌ لَكُمْ إِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُونَ

“(Yaitu) dalam beberapa hari yang tertentu. Maka barangsiapa diantara kamu ada yang sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa) sebanyak hari yang ditinggalkan itu pada hari-hari yang lain.

Dan wajib bagi orang-orang yang berat menjalankannya (jika mereka tidak berpuasa) membayar fidyah, (yaitu): memberi makan seorang miskin.

Barangsiapa yang dengan kerelaan hati mengerjakan kebajikan, maka itulah yang lebih baik baginya. Dan berpuasa lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.” (QS. Al Baqarah: 184).

Ayat di atas menjelaskan tentang siapa saja hamba Allah yang diperbolehkan dan mendapatkan keringanan untuk tidak berpuasa. Juga boleh mengganti puasanya di hari lain atau dengan cara membayar fidyah (memberi makan kepada fakir miskin).

Selain daripada perintah Allah untuk menjalankan puasa, bulan Ramadhan juga bulan dimana di dalamnya diturnkan Al-Qur’an yang merupakan sumber hukum utama dalam agama Islam.

Baca juga:

Peristiwa akan turunya Al-Qur’an pada bulan Ramadhan ini juga tertuang dalam QS. Al-Baqarah Ayat: 185 yang berbunyi:


شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِيْٓ اُنْزِلَ فِيْهِ الْقُرْاٰنُ هُدًى لِّلنَّاسِ وَبَيِّنٰتٍ مِّنَ الْهُدٰى وَالْفُرْقَانِۚ

Artinya: “Bulan Ramadan adalah (bulan) yang di dalamnya diturunkan Al-Qur’an, sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang benar dan yang batil).

Maka, tak heran jika pada bulan Ramadhan kita kerap kali menemukan banyak terdapat acara-acara peringatan akan turunya Al-Qur’an yang kerap kali disebut juga dengan peringatan Nuzulul Qur’an.

Sepatutnya kita sebagai umat Nabi Muhammad Saw. untuk senantiasa memperbanyak membaca Al-Qur’an terlebih di bulan mulia ini, yakni bulan Ramadhan, baik di masjid, musholla, surau, ataupun rumah.

Selain daripada dua keistimewaan di atas, bulan Ramadhan juga bulan yang di dalamnya telah Allah berikan satu malam untuk umat Baginda Muhammad Saw.

Baca juga:

Malam yang mana lebih baik daripada seribu bulan, dan malam yang di dalamnya terdapat kesejahteraan hingga terbitnya fajar. Hal ini sebagaimana dijelaskan dalam QS. Al-Qadr Ayat: 1-5 yang berbunyi:

إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ ﴿ ١ وَمَا أَدْرَاكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِ ﴿ ٢ لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ ﴿ ٣ تَنَزَّلُ الْمَلَائِكَةُ وَالرُّوحُ فِيهَا بِإِذْنِ رَبِّهِمْ مِنْ كُلِّ أَمْرٍ ﴿ ٤ سَلَامٌ هِيَ حَتَّىٰ مَطْلَعِ الْفَجْرِ ﴿ ٥

Artinya: “Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Quran) pada malam kemuliaan (1). Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? (2). Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan (3). Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan (4) .Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar (5)”.

Firman Allah di atas menjelaskan kita hawa begitu sangat istimewanya malam lailatul qadr, malam yang di sediakan oleh Allah, malam yang dikhususkan oleh Allah untuk Umat Nabi Muhanmmad Saw.

Baca juga:

Maka sepatutnya kita sebagai umat Nabi Muhammad untuk senantiasa menghidupi setiap malam di bulan Ramadhan khususnya pada malam lailatul qadr itu sendiri.

Dengan memperbanyak ibadah, seperti menunaikan ibadah shalat sunah Tarawih. Karena dengan kita menghidupi setiap malam daripada bulan Ramadhan dan tertentu pada malam lailatul qadr. Maka kelak Allah akan mengampuni dosa kita yang telah lalu. Hal ini sebagaimana sabda nabi SAW :

من قام رمضان إيمانا واحتسابا غُفِرَ له ما تقدَّم مِنْ ذَنْبِهِ ، ومن قام ليلةَ القَدْرِ إيمانا واحتسابا غُفِرَ له ما تقدَّم مِنْ ذَنْبِهِ

Artinya, “Siapa yang menghidupkan bulan Ramadhan (dengan puasa atau ibadah) dengan iman dan mengharap pahala dari Allah Swt. maka diampuni dosanya yang telah lalu. Dan siapa yang menghidupkan (beribadah) malam lailatul qadar dengan iman dan mengharap pahala dari Allah subhanahu wata’ala maka diampuni dosanya yang telah lalu.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Berikut merupakan bukti daripada bulan Ramadhan adalah bulan yang di dalamnya penuh akan keberkahan. Kita sebagai seorang hamba Allah yang beriman harus senantiasa meningkatkan rasa iman dan taqwa kita kepada Allah Swt. Dengan memperbanyak ibadah di bulan Ramadhan dan di bulan lain juga selain bulan Ramadhan.

Dengan kita beribadah kepada Allah dengan rasa iman dan taqwa dan dengan mengharap pahala ridha serta ampunan dari-Nya. Maka, insyaallah kita akan mendapatkan keberkahan daripada bulan Ramadhan itu sendiri.

Wallahu A’lam Bisshowab

Baca juga:

Muhammad Nazrul Hikam

Muhammad Nazrul Hikam

MuhammadHikam

4

Artikel