Keutamaan Bulan Sya’ban: Selawat sebagai Teknik Psikoterapi dan Menyadari Kedudukan Manusia sebagai Makhluk Transendental

Keutamaan Bulan Sya’ban: Selawat sebagai Teknik Psikoterapi dan Menyadari Kedudukan Manusia sebagai Makhluk Transendental

Manusia dengan Keunikan dan Fungsi Transedensinya

Manusia merupakan makhluk yang unik dan kompleks, karena keunikannya disatu sisi manusia dijadikan sebagai objek pembicaraan dan sumber konflik yang menyebabkan ketidak tenangan pada oranglain, disisi lain manusia juga menjadi subjek pembicara yang berupaya memecahkan masalah yang dihadapi orang lain untuk memberikan ketenangan jiwa.  

Begitu unik dan kompleks pemahaman mengenai manusia hingga dalam Al-Qur’an menganjurkan manusia untuk memikirkan dirinya, hal ini disebutkan dalam firman-Nya dalam Q.S Adz-Dzariyat : 21 “(Begitu juga ada tanda-tanda kebesaran-Nya) pada dirimu sendiri. Maka, apakah kamu tidak memperhatikan”. Sebagaimana ditafisirkan oleh Ibnu Abbas bahwa “seseorang makan sesuatu (masuk) dari tempat yang satu, tetapi mengeluarkan (sesuatu) dari dua tempat”. Ibnu abbas, Tanwir Al-Miqyas.

Berangkat dari manusia yang yakin dengan adanya Tuhan yaitu Allah swt, manusia merupakan makhluk yang menyadari akan fungsi transendensinya. Salah satu fungsi trandensi manusia yaitu manusia sebagai hamba Allah (‘Abdullah). ‘Abdullah yang berasal dari kata ‘abdu yang Artinya ibadah, hakikat ibadah diantaranya kesetiaan, kepatuhan, penghormatan dan pengabdian yang mendalam kepada Allah SWT.  yang dilakukan tanpa batas waktu tertentu.

Fungsi Transendental manusia sebagai ‘abdullah yaitu patuh akan apa yang diperintahkan dan menjauhi apa yang dilarang oleh-Nya. Kesadaran tersebut direalisasikan dalam bentuk bentuk ibadah yang berbagai macam dapat dilakukan yaitu salah satunya dengan membaca sholawat.

Memperbanyak Solawat di Bulan Sya’ban

Firman yang berisi anjuran untuk sholawat kepada Rasulullah yaitu Q.S Al-Ahzab ayat 56 turun pada bulan Sya’ban yang menjadikan bukti akan kemuliaan bulan Sya’ban.

  إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ ۚ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا 

“Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bersholawat untuk nabi. Wahai orang-orang yang beriman, bersholawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkan salam dengan penuh penghormatan kepadanya”. Ayat ini menganjurkan kita sebagai hamba Allah untuk memperbanyak sholawat terutama dibulan Sya’ban, karena anjuran bersholawat kepada baginda Nabi Muhammad turun pada bulan tersebut, tetapi tidak mengingkari bahwa boleh dan sangat boleh untuk tetap bersholawat diluar bulan sya’ban.

Selawat sebagai Relaksasi

Dalam ilmu psikologi, sholawat dapat digunakan untuk media menenangkan jiwa semacam psikoterapi dengan teknik relaksasi.  Relaksasi menggunakan sholawat adalah salah satu Teknik yang dapat dilakukan untuk menenangkan pikiran dan hati. Sholawat sendiri adalah bentuk do’a dan puji-pujian kepada Nabi Muhammad SAW yang dapat menambah mahabbah kita kepada Rasulullah SAW, dan secara psikologis jika sesuatu yang diucapkan atau dilakukan secara mindfulness (kesadaran penuh) dan ada unsur suka atau remen dalam Bahasa Jawanya makaa hal tersebut akan memberikan kebahagiaan dan mengurangi stress. Wallahu a’lam.

Baca Juga:

Nafisa Putri Aulia

Nafisa Putri Aulia

Nafisa Putri Aulia

5

Artikel