Rajab 1446 Hijriah: Keindahan Munajat Hamba Kepada Tuhannya

Rajab 1446 Hijriah: Keindahan Munajat Hamba Kepada Tuhannya

Almunawwir.com-Suatu keberuntungan, tepat pada permulaan tahun masehi yang juga sekaligus memasuki bulan baru yang merupakan salah satu asyhurul hurum (bulan-bulan yang dimuliakan), yaitu bulan Rajab. Bahkan sebab begitu mulianya, Allah SWT melarang untuk berbuat kerusakan dan peperangan di bulan ini. Bulan Rajab akrab dijuluki sebagai bulan untuk ‘menanam’ ini tidak sesederhana menambah frekuensi iman dan takwa saja. Bulan Rajab juga merupakan refleksi upgrade our self dalam rangka menjadi hamba yang penuh akan rasa ng-Allah sekaligus manusia yang full filling of knowledge. Diceritakan juga bahwa bulan Rajab memiliki julukan ‘al-Ashab’ diartikan ‘yang mengucur’ atau ‘menetes’, dapat diambil maknanya sebagai bulan dengan penuh tetesan kebaikan.

Kemuliaan bulan Rajab tentu tertulis dalam al Qur’an, yaitu surah At- Taubah ayat 36.

ذٰلِكَ الدِّيْنُ الْقَيِّمُ ەۙ فَلَا تَظْلِمُوْا فِيْهِنَّ اَنْفُسَكُمْ وَقَاتِلُوا الْمُشْرِكِيْنَ كَاۤفَّةً كَمَا يُقَاتِلُوْنَكُمْ كَاۤفَّةً ۗوَاعْلَمُوْٓا اَنَّ اللّٰهَ مَعَ الْمُتَّقِيْنَ

Sesungguhnya bilangan bulan di sisi Allah ialah dua belas bulan, (sebagaimana) ketetapan Allah (di Lauh Mahfuz) pada waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya ada empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menzalimi dirimu padanya (empat bulan itu), dan perangilah orang-orang musyrik semuanya sebagaimana mereka pun memerangi kamu semuanya. Ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang bertakwa.

Ayat tersebut begitu menggambarkan kemuliaan pada bulan-bulan haram yang didalamnya termasuk bulan Rajab. Dalam penafsiran Marah Labib  surat At-Taubah ayat 36, dijelaskan oleh Syaikh Nawawi Al Bantani, bahwa kebaikan dan ibadah yang dilakukan pada bulan rajab lebih utama, begitupun dengan berbuat makshiyat di bulan harom ini akan mendapatkan dosa yang lebih besar. Ibarat yang baik akan bertambah baik, yang buruk akan bertambah buruk.

Namun, tidak berarti melakukan maksiat dan dosa pada bulan lain adalah sah dan diperbolehkan. Larangan berbuat dosa berlaku pula pada bulan-bulan selain bulan harom. Sebagai seorang muslim, sudah seharusnya mencintai kebaikan dan menghindari dosa, bukan?.

Baca Juga: Isra Mikraj, Perjalanan Ruh atau Sekaligus Tubuh?

Cerita Keajaiban Munajat di Bulan Rajab

Selain masyhur akan julukan bulan penuh kebaikan’, bulan Rajab juga penuh akan keajaiban, salah satunya keajaiban bermunajat kepada Allah SWT. Keajaiban bermunajat di bulan Rajab bukanlah sebuah imajinasi semata. Diceritakan oleh Imam Ghazali dalam Kitab Mukasyafatul Qulub, suatu hari terdapat seorang wanita yang istiqomah berdzikir dan membaca surah Al-Ikhlas sebanyak dua belas ribu kali di bulan Rajab. Tidak hanya memuliakan dengan lantunan dzikrullah nya, wanita tersebut juga mengenakan mantel yang sangat bagus dalam ibadahnya sebagai penghormatannya kepada kemuliaan bulan Rajab.

Hingga suatu hari, wanita tersebut sakit keras dan sebelum meninggal dunia, ia berwasiat kepada anaknya untuk memakaikan mantelnya besertaan dengan kain kafannya kelak. Namun, sampai pada hari wanita tersebut bertemu ajalnya, anaknya tidak memenuhi wasiat ibunya. Singkat cerita, sang anak menggali liang lahat ibunya untuk memenuhi wasiatnya, namun jasad ibunya hilang tak berbekas.

Pada saat yang bersamaan, sang anak mendengar suara, “Tidakkah engkau tahu, bahwa barang siapa taat dan beribadah kepada kami di bulan Rajab, maka dia tidak akan kami tinggalkan sendirian di dalam kubur”. Bahkan tidak hanya ruh wanita tersebut, namun juga jasadnya berada dekat dengan Allah SWT. Itu semua tak lain sebab keistiqomahan wanita tersebut dalam bermunajat di bulan Rajab. Maha suci Allah, Dzat yang penuh akan kasih sayang-Nya.   

Saatnya Menebar Kebaikan di Bulan Rajab

Pada bulan Rajab yang penuh akan euforia ke-ma’ruf-an, maka saatnya kita sebagai seorang manusia penuh dosa dan hobi mengeluh ini memperbanyak gelaran sajadah, memperbanyak tengadahan tangan, dan memperbanyak dzikir serta solawat. Tak ada yang lebih indah daripada keajaiban bermunajat langsung kepada Dzat yang memiliki segalanya.

Tidak terkira kebaikan dan kemuliaan di dalam bulan Rajab, tentu tak terkira pula pintu harap, pinta, serta ampunan terbuka lebar untuk manusia yang langkahnya tak luput dari dosa. Ibarat kata pada bulan-bulan lain manusia kepada Tuhannya sebagai tamu biasa. Maka di bulan Rajab ini, manusia kepada Tuhannya bagaikan tamu istimewa. Saatnya kita menanam cinta, menyibukkan diri untuk berdoa dan bersolawat, dan memenuhkan hati semata untuk Allah SWT.

Sebagai penutup, maka atas segala keinginan yang belum di-qobul-kan, mari kita perjuangkan di bulan Rajab ini. Semoga dengan kita menambah iman, islam, dan ihsan, serta ber-amar ma’ruf nahi munkar, Allah SWT satu persatu menjawab doa, harap, dan cita-cita kita semua. Aamiin.

Baca Juga: Memuliakan Bulan Rajab sebagai Bentuk Penghambaan

Manazila Ruhma

Manazila Ruhma

Manazila Ruhma

Santri Komplek Q

11

Artikel