Almunawwir.com–Wahai pecinta kopi, layakkah engkau disebut pecinta kopi sedang dirimu sendiri tak mengenali apa itu kopi? Adakah pecinta yang tak mengenali kecintaanya? Kalau ada, omong kosong cintamu.
-Ajeng Diana-
Sejarah Kopi
Kopi berasal dari bahasa Arab yaitu قَهْوَةٌ yang artinya kekuatan. Kopi adalah jenis tumbuhan berkeping dua dan termasuk dalam kategori family rubiaceae (tumbuhan berbunga) yang berasal dari Etiopia. Bermula dari cerita seorang pemuda bernama Kaldi yang sedang mengembala kambing, ia mendapati kambingnya energik setelah memakan buah sejenis berry.
Pemuda itu mencoba memakan buah berry tersebut, dan benar saja ia menjadi segar, energik dan tidak mengantuk. Lalu si Kaldi memberitahu seorang ilmuan bahwa dirinya telah menemukan buah sejenis berry berwarna merah. Karena penasaran sang ilmuan mencoba memakan buah itu dan mendapati dirinya segar bugar. Kemudian oleh ilmuan tersebut diolah menjadi bubuk dan diseduh dengan air panas.
Menyebarlah berita buah berry berwarna merah itu yang kemudian oleh pedagang Arab dibawa tanaman itu dari Etiopia ke Yaman. Kedai kopi pertama di dunia bernama “Kiva Han” dan orang-orang Eropa menyebut buah berry itu “Mokka”.
Masuknya kopi ke Indonesia yaitu pada tahun 1696 yang dibawa oleh Belanda dari Yaman ke Pulau Jawa untuk ditanam dan dibudidayakan secara besar-besaran. Tanaman kopi pertama kali ditanam di Indonesia, di daerah Malabar provinsi Jawa Barat.
Diketahui pula tanaman kopi yang dibawa oleh Belanda berjenis Arabika. Karena bertujuan membudidayakan tanaman kopi secara besar-besaran, Belanda tidak hanya menanam kopi di pulau Jawa, tetapi juga menanamnya hampir di seluruh pulau-pulau besar Indonesia yang dahulu masih bernama “Nusantara”.
Seperti yang kita ketahui, kolonial Belanda datang ke Indonesia bertujuan merampas hasil bumi dan kekayaan alam. Saat itu, tanaman kopi adalah komoditas yang cukup populer di dunia, oleh karenanya Belanda menanam dalam jumlah besar-besaran. Pada saat itu, Belanda juga mempekerjakan rakyat Indonesia secara paksa untuk menanam tumbuhan kopi atau disebut juga dengan cultuurstelsel.
Sejarah Kopi dalam Islam
Para ahli sejarah islam mencatat, kopi pertama kali ditemukan oleh Syekh Abul Hasan As-Syadzili pendiri toriqoh Syadziliyah. Dikisahkan bahwa beliau sedang melakukan perjalanan panjang menuju suatu tempat untuk mengasingkan diri (khalwat) dari segala hiruk pikuk dunia.
Pada malam hari, beliau tiba di suatu daerah yang banyak pohonnya dan rawan binatang buas. Kemudian beliau memanjat sebuah pohon untuk menghindari binatang buas, sesampainya di atas pohon, beliau melihat buah berwarna merah lalu mencoba memakannya. Setelah itu, Syekh Hasan As-Syadzili merasa segar dan tidak mengantuk sama sekali.
Kemudian menjelang pagi hari, ketika beliau hendak melanjutkan perjalanan, beliau memetik buah merah itu untuk dibawa. Namun, beberapa hari berlalu buah merah itu menjadi kering, kemudian oleh Syeikh Hasan As-Syadzili ditumbuk dan diseduh dengan air panas. Dan akhirnya menyebarlah minuman kopi ke berbagai penjuru negeri.
Manfaat Kopi
Minuman bubuk kopi yang diseduh dengan air panas selain segar, enak, dan membangkitkan semangat, ternyata juga kaya manfaat untuk kesehatan tubuh loh! Dilansir dari halodoc.com, kopi hitam memiliki banyak vitamin dan nutrisi, serta mengandung kafein yang baik untuk tubuh. Yaitu vitamin B1, B2, dan B5, mengandung mineral, kalium, magnesium, dan mangan.
Kafein yang terkandung dalam kopi dapat meningkatkan daya ingat dan juga menjaga fungsi otak. Rasanya yang pahit juga berfungsi untuk mencegah gula darah. Minum kopi empat gelas dalam sehari dapat mencegah depresi, melancarkan metabolisme tubuh yang dapat menurunkan berat badan.
Dikutip dari Journal Of Agricultural And Food Chemistry, antioksidan yang terkandung dalam kopi dapat mencegah peradangan pada tubuh dan menjaga kesehatan jantung. Selain itu, menurut World Journal Of Hepatology, kopi juga berguna untuk menjaga kesehatan hati sekaligus membuat tubuh semakin bugar dan energik.
Anjuran Minum Kopi
Tahukah teman-teman bahwa kopi adalah minuman para wali? Kandungan kafein pada kopi membuat efek tidak mengantuk, yang kemudian minuman kopi ini diminum oleh para ulama untuk menghilangkan rasa kantuk ketika beribadah. “Sesungguhnya hukum perantara seperti halnya hukum tujuannya”. Begitulah bunyi kaedah fikih maenstrem yang bermaksud mengapresiasi posisi washilah (minum kopi) seperti halnya tujuan (ibadah).
Abah Guru Sekumpul pernah mengijazahkan maqolah (perkataan) Syekh Al-Quthub Al-Hadad Ahmad bin Hasan Al-Atthas yang bersumber dari kitab As-Shufiyah Fi Al-Mizan, Sayyid Ahmad bin Ali-Qadimi bermimpi bertemu Rasullulah SAW, beliau berkata:
“Wahai Rasullullah, aku ingin mendengarkan sebuah hadis mengenai tanaman kopi darimu langsung, dengan tanpa perantara”
Rasullullah SAW menjawab, “Aku mengajarkan kepadamu tiga hadis:
Pertama: Selagi aroma kopi masih melekat pada bibir/mulut manusia, maka para malaikat akan selalu beristighfar memintakan ampun untuknya.
Kedua: Siapa yang mengambil (membawa) tasbihnya untuk berdzikir, maka ditetapkan baginya termasuk ahli dzikir. (baik ia gunakan dzikir atau tidak)
Ketiga: Siapa yang berkumpul dengan waliyullah baik dalam keadaan hidup ataupun wafat, maka ia bagaikan menghamba kepada Allah hingga bumi terbelah-belah (diampuni dosanya dan ditulis beribadah dari lahir sampai mati).
Guru saya, yang mulia Habib Yahya bin Hamid Assegaf, Mursyid Toriqoh Syadziliyah Uluwiyah, yang juga pengasuh Pondok Pesantren Sunan Jati Agung, Ambarawa, Pringsewu, Lampung, pada suatu sore ketika sedang mengisi pengajian kitab Al-Adzkar, mengatakan “Santri-santri harus minum kopi hitam pahit minimal sebulan sekali terutama anak putri, karena kopi hitam bisa mencegah berbagai penyakit, termasuk kanker payudara”.
Baca Juga:
Cara Menikmati Kopi
Diminum dengan tanpa cara saja, kopi sudah terasa nikmat, bagaimana bila menggunakan cara supaya kualitas secangkir kopi lebih nikmat? Dilansir dari nescafe.com, ada beberapa cara menikmati kopi sebagai berikut,
- Tentukan jenis kopi pilihanmu: Arabica, Robusta atau Liberika.
- Pilih air mineral, dalam penyeduhan kopi kualitas air mineral sangat berpengaruh terhadap cita rasa.
- Gunakan air yang suhunya sedang, sebisa mungkin untuk menyeduh kopi dengan air antara suhu 90°-96°
- Pakai takaran kopi yang seimbang, yaitu tidak terlalu banyak dan tidak terlalu sedikit. Usahakan buat setiap 374 gram air, menuangkan 22 gram kopi.
Adapun dalam Islam mengajarkan cara-cara untuk menikmati kopi sebagai berikut :
- Hadiahkan terlebih dahulu Al-fatihah kepada Syeikh Hasan As-Syadzili supaya menjadi berkah
- Tidak meminum kopi panas dengan cara meniupnya, karena yang demikian lebih nikmat dan segar.
- Membaca do’a minum kopi
اَللَّهُمَّ اَجْعَلْهَا نُوْرًا لِبَصَرِيْ وَعَافِيَةً لِبَدَنِيْ وَشِفَاءً لِقَلْبِيْ وَدَوَاءً لِكُلًّ دَاءٍ يَاقَوِّيُّ يَامَتِيْن
“Ya Allah jadikan kopi yang saya minum sebagai cahaya untuk penglihatan saya, dan untuk kekuatan badan saya, dan sebagai obat dari penyakit-penyakit hati, dan sebaik-baik obat dari berbagai macam penyakit yang ada di diri saya, wahai Dzat yang maha kuat yang tidak akan mati”
Cukuplah sedikit rangkaian kata ini dipersembahkan untuk para santri pecinta kopi, yang dengannya menjadi semangat mengaji.
Sumber: Kitab Tarikh Ibnu Toyyib
Editor: Abdillah Amiril A.