[Potret Alumni] Pengukuhan Prof. Muhammad Luthfi Zuhdi Sebagai Guru Besar Universitas Indonesia
![[Potret Alumni] Pengukuhan Prof. Muhammad Luthfi Zuhdi Sebagai Guru Besar Universitas Indonesia](https://cdn.almunawwir.com/2023/05/alumni.jpg)
Almunawwir.com – Alumni Pondok Pesantren Al-Munawwir, Krapyak dan Dosen Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia, Prof. Muhammad Luthfi Zuhdi, M.A., Ph.D dikukuhkan menjadi Guru Besar Ilmu Susastra pada hari Sabtu, 10 Desember 2022.
Pengukuhan ini berdasarkan Surat Keputusan Kementrian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemdikbudristek) tertanggal 1 September 2022.

Prof. Luthfi adalah lulusan Madrasah Tsanawiyah Pondok Pesantren Al-Munawwir tahun tahun 1978. Selain itu beliau mengajar selama 1 tahun selama di Krapyak.
Baca juga: Komplek T Asy-Systhibi Peringati Harlah ke-14
Di pondok Krapyak Prof. Luthfi mengaji Al-Quran kepada (alm) KH. Najib Abdul Qodir, mengaji Fiqih kepada (alm) KH. Zaenal Abidin Munawwir dan mengaji kitab lainnya kepada (alm) KH. Ali Maksum.
Beliau mengikuti jejak ayahnya (alm) KH. M. Zuhdi Dahlan yang juga belajar di Pondok Pesantren Al-Munawwir pada tahun 1947 hingga 1951.
Prof. Luthfi menyampaikan orasi ilmiahnya yang berjudul “Sastra sebagai Media Diplomasi dalam Upaya Memperoleh Pengakuan Kemerdekaan.”
Baca juga: Decluttering Ala KH Zainal Abidin Munawwir
Orasinya menjelaskan tentang peran Sastra sebagai media Diplomasi. Belajar dari kesusastraan Arab pada masa Pra-Islam maupun pada masa Dinasti Umayah sekitar akhir abad ke-7 Masehi, sastra dan sastrawan mempunyai arti penting secara sosial dan politik
Kesusastraan Arab juga berperan dalam revolusi kebudayaan pada masa pendudukan Napoleon Bonaparte di Mesir (1798 – 1801). Napoleon datang ke Mesir tidak hanya membawa pasukan tentara, namun juga membawa 167 ilmuwan dan mesin cetak. Lalu mendirikan lembaga ilmiah dengan nama Institute d’Egypte yang terbagi dalam beberapa bidang, termasuk ilmu sastra dan seni.
Lembaga ini mengelola penerbitan Le Decade Egyptienne yang menerbitkan majalah, surat kabar, dan buku-buku termasuk karya sastra. Buku-buku yang diterbitkan oleh lembaga tersebut selain membawa kemajuan di bidang ilmu pengetahuan juga memperkenalkan ideologi baru mengenai tata negara yang berasal dari ide-ide dalam revolusi Perancis yang dikenal dengan semboyan Liberty, Equality, and Fraternity (Kebebasan, Keadilan, dan Persaudaraan).
Baca juga: Kejujuran dalam Semangkok Soto Pak Marzuki
Ideologi baru tersebut menjadi pendorong kebangkitan kesusastraan Arab modern yang akhirnya memicu lahirnya revolusi kebudayaan di Mesir dan dunia Arab pada umumnya.
Menurut Prof. Luthfi penggunaan Sastra sebagai media untuk mengekspresikan ide sosial, atau politik adalah hal yang biasa dipakai dalam dunia sastra semua kalangan. Tidak terkecuali di dunia Sastra Arab maupun Indonesia.
Judul orasi ilmiah pengukuhan guru besar ini sesuai dengan latar belakang Prof. Luthfi, yang selain mengajar di Program Studi Arab Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia, juga pernah menjabat sebagai Atase Pendidikan dan Kebudayaan di Kedutaan Besar RI di Riyadh, Saudi Arabia.
Beliau yang juga dikenal sebagai pengamat politik timur tengah itu menjabat sebagai Atdikbud pada periode 2009 hingga 2013.
Baca juga: Fiqih Karakter: Menemukan Kembali Pribadi yang Anfa’ dalam Diri Santri
Karirnya di Universitas Indonesia dimulai dengan menjadi pegawai negeri sipil 1994. Pada tahun 2000 hingga 2003 terpilih menjadi ketua Program Studi Arab Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia.
Tahun 2014-2017 terpilih sebagai Ketua Program Studi (Kaprodi) Pascasarjana Kajian Timur Tengah dan Islam. Setelah itu menjabat direktur Sekolah Kajian Stratejik dan Global (SKSG) Universitas Indonesia pada tahuni 2017-2019.
Selanjutnya menjabat sebagai Wakil Rektor Bidang SDM dan Aset pada tahun 2019 hingga 2020 dan Staf Khusus Rektor Bidang Kerjasama Akademik dan Industri tahun 2020 hingga 2022.
Saat ini beliau menjadi Kepala Universitas Indonesia Halal Center 2021-2024. Tujuan Lembaga ini adalah membantu pemerintah menyebarkan literasi halal kepada masyarakat khususnya kepada pelaku UMKM sebagai usahanya menjadikan indonesia eksportir terbesar produk halal dunia pada tahun 2024.
Selain itu Prof. Luthfi mengelola Pondok Pesantren keluarganya, Al-Ikhlas di Yogyakarta yang tidak jauh dari Krapyak dan An-Najiyah di Tambak Beras, Jombang sebagai pembina.
Penulis: Ghielman Mumtaza Muhammad (Content writer di Instagram dan pembaca buku)
Baca juga: Prof. Quraish Shihab Sampaikan Makna Wasathiyah Layaknya Sepak Bola
